Ansor Pematangsiantar Sebut Penyusupan Bendera HTI Nodai Hari Santri

Pematangsiantar – Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Pematangsiantar, Arjuna, menghimbau seluruh kader dan anggota untuk tenang dan waspada.

Himbauan itu disampaikan terkait peristiwa pembakaran bendera milik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi masyarakat yang sudah dibubarkan pemerintah.

“Kader-kader Ansor Pematangsiantar harus tetap satu komando seperti yang disampaikan Ketua Umum (Cholil Yaqut Qaumas) kepada seluruh Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang se Indonesia, khususnya Banser jangan sampai terprovokasi,” kata Arjuna, 23 Oktober 2018.

Pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid itu terjadi di Garut, Jawa Barat, bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2018.

Arjuna menjelaskan, Hari Santri yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo 3 tahun yang lalu berdasarkan Keppres Nomor 22 Tahun 2015, bertujuan agar semangat para ulama dan santri yang telah menempatkan ukhuwah islamiyah sebagai sumber inspirasi untuk menegakkan kemerdekaan, dapat terus mewarnai kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan mendatang.

Peringatan Hari Santri Nasional 2018 ternoda karena ada provokasi sekelompok orang dan dengan sengaja dilakukan untuk mengganggu. Bahkan bukan hanya di satu tempat tetapi di beberapa tempat kegiatan Hari Santri.

“Untuk itu, PC GP Ansor Kota Pematangsiantar melalui PP GP Ansor meminta Polri menindak tegas oknum dan kelompok tersebut yang dengan sengaja memprovokasi dan mengganggu jalannya acara peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2018 karena mengakibatkan terganggunya keamanan dan ketertiban apalagi tindakan tersebut dilakukan oleh kelompok organisasi terlarang,” tegasnya.

Arjuna juga berharap kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan informasi yang tidak jelas yang sengaja disebarluaskan oleh oknum-oknum tertentu. PC GP Ansor Kota Pematangsiantar, lanjut dia, sepakat dengan pernyataan Menkopolhukan bahwa siapapun yang mencoba memanfaatkan situasi ini untuk hal-hal negatif yang akan mengganggu ketenangan masyarakat sama dengan mengkhianati pengorbanan para pendahulu bangsa.

“Utamanya para ulama dan santri yang telah berkorban untuk NKRI,” pungkasnya. (onk)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network