Buka Diklatsar, Ini Pesan Bupati Sumenep kepada Kader Banser

Bupati Sumenep, KH A Busyro Karim, saat membuka Diklatsar Banser Sumenep Zona V di Yayasan Taufiqurrahman Batang-Batang, Jumat, 19 Januari 2018 (santrinews.com/istimewa)
Sumenep – Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisa Ansor Serba Guna (Banser) PC GP Ansor Sumenep untuk Zona V (Kecamatan Batang Batang, Dungkek, Batu Putih) resmi dibuka oleh Bupati Sumenep, KH Abuya Busyro Karim, di Yayasan Taufiqurrahman Batang-Batang, Jumat, 19 Januari 2018.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut beberapa tokoh dan pejabat Kabupaten dan Forpimka Kecamatan yang turut menyemarakkan acara Diklatsar.
Dalam sambutannya, KH Busyro Karim memberikan apresiasi yang luar biasa atas semangat Kader Muda NU, dimana Diklatsar kali ini diikuti oleh 200 peserta calon anggota Banser.
“Saya berharap, Banser NU ini nantinya dapat memberikan perannya sebagai Kader Nahdlatul Ulama untuk menjaga agama dan kesatuan Republik Indonesia, lebih-lebih dengan maraknya gerakan Radikalisme yg jelas-jelas membahayakan terhadap kesatuan bangsa,” tegasnya.
Untuk itulah, lanjutnya, Ansor dan NU tidak hanya menjaga Ukhuwah Islamiah, tapi juga menjaga ukhuwah wathoniyah. Sebab, Islam saja tidak bisa menyatukan umat, sehingga perlu diperkuat dengan semangat wathoniyah.
“Nasionalisme akan menjadi kering, tidak punya nilai, karena tidak diisi dengan nilai-nilai spirit agama. Karena itu, Islam dan nasionalisme jangan dipertentangkan, tetapi harus disinergikan,” tukasnya.
KH Busyro juga menekankan agar peserta Diklatsar Zona V Satkorcab Banser GP Ansor Sumenep ini senantiasa waspada terhadap menjamurnya paham Radikalisme dan ekstrimisme.
Hal itu perlu disikapi, salah satunya dengan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai Aswaja NU dalam masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan.
Disamping itu, imbuhnya, kalau kita mau berdakwah, maka berdakwalah dengan lemah lembut, jangan mengumbar kebencian. Menurut dia, Islam itu tidak hanya akidah, tapi juga akhlaq dan mural.
“Selama ini banyak orang yang hanya tahu akidah, akhirnya senang menuduh orang yang tidak sealiran dengan tuduhan kafir dan sesat,” ujarnya. (*)