Ini Pesan Presiden kepada Santri Soal Bahaya Radikalisme

Joko Widodo bersama Jusuf Kalla usai menjalani tes kesehatan (santrinews.com/indopos)
Solo – Presiden Joko Widodo bersilaturrahmi ke Pondok Pesantren Al Qur’anniyy Az-Zayadiyy, Solo, , Sabtu siang, 4 April 2015. Presiden Presiden menggelar pertemuan tertutup dengan KH Abdul Karim, pengasuh pesantren tersebut.
KH Abdul Karim mengatakan, Presiden Jokowi berpesan agar pesantren tetap berperan aktif menyebarkan keberagaman dan keutuhan NKRI serta mencegah ajaran radikal yang mengatasnamakan agama.
Namun, kata Kiai Abdul Karim, Presiden Jokowi tidak menyebut secara khusus ajaran radikal yang dimaksud adalah ISIS. “Presiden Jokowi titip Solo supaya tetap aman, jangan ada radikalisme. Berpesan agar NKRI tetap utuh. Itu pesan Presiden di hadapan para santri,” kata Kiai Abdul Karim.
Presiden meminta agar tidak sampai ada radikalisme kota Solo. Pasalnya Solo pernah dan sering terjadi aksi terorisme.
“Teroris dari Solo, dan sebagainya, kalau ada ya diperkecil. Kalau tidak ada teroris ya dipertahankan. Jangan sampai kita di pondok pesantren ini terpengaruh ajaran radikal mereka, atau katut, istilah bahasa jawanya. Presiden mengatakan radikalisme itu membahayakan NKRI. Presiden tidak menyebut langsung yang dimaksud radikal itu kelompok ISIS,” lanjutnya.
Usai dari Pesantren Al Qur’anniyy, Presiden Jokowi menuju Pondok Pesantren Al Muayyad Solo. Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan tertutup dengan pengasuh dan ratusan santri.
Juru bicara Pesantren Al Muayyad Solo, Aminuddin, mengatakan Presiden Jokowi sempat berdialog dan memotivasi ratusan santri.
“Presiden berharap para santri ini mampu menjadi pemimpin, mulai dari bupati, pejabat, gubernur, kiai. Kemudian Presiden Jokowi berpesan agar para santri belajar sungguh-sungguh, sehingga anak-anak ponpes ini bisa memimpin negara ini dengan segala kekayaan budaya sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Santri di pesantren ini, kata Aminuddin, berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan beragam budaya, misalnya Flores dan Papua. (shir/onk)