Kepada Eksan, Masyarakat Mengadu

Jember – Mobil hitam itu melaju pelan, menyusuri jalan sempit penuh tanjakan khas pedesaan. Jika ada kendaraan lain dari arah yang berlawanan, salah satunya harus mundur untuk mengalah, agar ada yang bisa lewat lebih dulu.
Ahad, 26 Nopember 2017, itu, Moch Eksan anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur dari dapil IV Lumajang-Jember menunaikan reses di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Jatiroto, Lumajang.
Disana, beberapa orang sudah siap menanti di pinggir jalan. Sesaat setelah mobil diparkir, dua orang lelaki berpakaian serba hitam sigap membukakan pintu mobil. Dari pintu kiri mobil Pajero, Eksan turun menjinjing tas berwarna hitam. Dari sebelah kanan, Aida Luthfiyah, sang isteri yang sekaligus ketua Garnita Malahayati Jember.
“Lewat sini,” kata lelaki bersarung yang juga ikut menunggu di pinggir jalan memberi petunjuk arah dengan jempol kanannya. Lalu Eksan bejalan pelan menyusuri gang itu sebelum bebelok di sebuah langgar kecil.
Masyarakat Dusun Krajan sudah berkumpul di sana, menanti kedatangan wakilnya di pemerintahan untuk mengeluarkan uneg-unegnya. Benar saja, Eksan datang disambut dengan jabat tangan penuh keakraban.
Acara dimulai, Eksan memberi sambutan. Setelahnya, MC mempersilahkan masyarakat untuk mengeluarkan aspirasinya. Salah satunya adalah diterapkannya FDS di wilayahnya.
“Isteri saya guru. Dia harus pulang sore dari mengajar. Anak saya juga begitu. Kasihan. Pusing mereka. Datang langsung istirahat,” kata orang itu.
Mendengar itu, Eksan menerangkan bahwa seharusnya lembaga pendidikan di Jawa Timur tidak menerapkan FDS. Apalagi SMA yang saat ini sudah berada di bawah Pemprov.
“Saya akan meninjau sekolahnya dan apa alasan memberlakukan Full Day School karena Jawa Timur tidak melaksanakannya,” kata Eksan langsung.
Sebelum ditutup, Eksan berpesan agar keluhan-keluhan semacam itu tidak perlu menunggu reses untuk disampaikan. “Pintu rumah saya selalu terbuka untuk masyarakat,” pungkasnya.