Mahasiswa Tafsir Se-Jatim Bahas Tantangan Mufassir

Kediri – Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI) wilayah Jawa Timur, selama tiga hari membahas banyak hal yang urgen serta menjadi tantangan para mufassir kedepan.

Hal itu dibahas dalam Musyawarah Wilayah FKMTHI, di STAIN Kediri. Diikuti mahasiswa tafsir dan hadis se Jawa Timur, dengan tema “Wawasan Tafsir dan Rekonsiliasi Para Mufassir Melalui FKMTHI”.

Ketua Jurusan Ushuluddin dan Ilmu Sosial STAIN Kediri, Dra Robingatun berharap, FKMTHI bisa menjadi pendorong masyarakat agar bisa mengenal lebih jauh jurusan tafsir. Sebab, sampai hari ini masih kurang diminati.

“Jawa Timur memiliki kampus terbanyak yang membuka prodi tafsir, karena Jawa Timur merupakan basis pesantren yang melahirkan para santri yang aktif mengkaji kitab suci,” ujarnya saat menyampaikan sambutan pembukaan, Rabu, 29 September 2015.

Ketua Umum FKMTH pusat, Habib Hasan Albab Hadir hadir menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara. Menurut dia, tugas FKMTHI kedepan tidak hanya terfokus pada persoalan akademis atau kampus, namun juga harus berkesuaian dengan visi memasyarakatkan al-Quran dan meng-Qurankan masyarakat.

“Dalam konteks ini FKMTHI harus pro aktif mengisi kajian agama, majlis ta’lim dan dakwah melalui media,” harapnya.

Dia menambahkan, problem keagamaan seperti kekerasan atas nama agama embrionya adalah kesalahan tafsir terhadap teks agama itu sendiri.

“Memahami agama secara sepotong justru akan lebih berbahaya daripada orang yang tidak faham sama sekali. Maka dari itu memahami agama harus utuh dan konferehansif,” tegasnya.

Turut hadir mengisi acara seminar adalah intelektual muda NU Ahmad Baso dan budayawan Agus Sunyoto yang membahas aspek kesejaraan serta simposium literatur klasik. Acara ini berlangsung hingga 1 Oktober 2015. (enok/onk)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network