Hikam Zain

Membangun Ekonomi Santri

Santri Al Hikam Depok belajar budidaya Lele (santrinews.com/ist)

Pesantren adalah sebuah wadah untuk menimba ilmu agama. Seiring dengan perkembangan zaman pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga mengajarkan tentang ilmu umum, dan terus berkembang dan karena zaman terus melaju, pesantren juga mengajarkan tentang perekonomian financial.

Indonesia yang tergolong negara paling miskin nomer 68, maka pesantren-pesantren sekarang melakukan terobosan-terobosan baru dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi santri.

Disamping mereka juga belajar, mengaji mereka juga diajari bagaimana cara untuk bekerja, cara bagaimana untuk membuka lapangan pekerjaan. Karena sekuat apapun agama yang dimiliki oleh santri akan sia-sia jika perekonomiannya tidak kuat, jika finansialnya lemah.

Orang-orang semacam ini bisa-bisa saja akan dibeli oleh orang-orang yang berduit untuk berfatwa pada hal-hal yang dilarang oleh agama yang asal hukumnya halal menjadi haram dan yang haram menjadi halal.

Berbagai cara pesantren mengajarkan santri untuk menjadi wirausaha, kami memgambil sample contoh dari pesantren An-Nur 2 Bululawang Malang, disana diajarkan untuk bertani, untuk beternak ikan, untuk bercocok tanam, untuk panen tebu dan pengelolaan koperasi.

Di pondok kami An-Nur 2 sangat unik dan saya kira bisa dijadikan contoh untuk pondok-pondok lain dalam hal memakmurkan masyarakat sekitar dan alumninya. Dikoperasi An-Nur2 yang ngirim jajannya, yang mengisi barang dagangannya di ambilkan dari masyarakat sekitar, semisal orang-orang kampung dekat pondok, semisal mengirim bakso,weci, begedel,snak-snak dan yang lain.

Tidak hanya itu, dan yang lebih diperhatikan lagi adalah alumninya. Alumni yang dekat dengan pondok bisa menaruh atau menitipkan jajan, menitipkan barang daganganya. Karena disamping alumni adalah orang yang pernah belajar di pesantren dengan adanya hubungan dagang seperti ini mereka tidak akan menjauh, mereka tetap akan mempunyai hubungan erat pada pondok pesantren.

Sudah banyak alumni yang menitipkan barangnya dipesantren, sehingga ada koperasi yang khusus untuk alumni, adalagi yang khusus untuk masyarakat sekitar agar masyarakat sekitar juga terbantu akan perekonomiannya dan manfaat pesantren juga bisa dirasakan oleh semua kalangan.

Seandainya saja saya mau ambil ke pabrik yang besar, ya bisa-bisa saja, bahkan harganya lebih murah, akan tetapi karena ini demi kemanfaatan kepada pesantren, demi kemanfaatan kepada masyarakat, demi kemanfaatan kepada alumni maka bagaimana pun hal ini harus kita lakukan.

Termasuk contoh yang unik disamping mereka menitipkan jajan-jajan, ketika ada acara-acara (event) besar kita undang merek masyarakat sekitar dan alumni yang dekat-dekat untuk berjualan, semisal ada pengajian akbar rutinan Ahad Legi yang dihadiri oleh hampir 10 ribu orang.

Dan alhamdulillah mereka juga bisa memberikan infaq dan sedekah untuk pemasukan kas pesantren.

Begitu juga pengajian-pengajian yang sifatnya umum, yang sifatnya besar maka kita undangkan alumni-alumni yang mau jualan, dan juga masyarakat-masyarakat sekitar. Dan mereka alhamdulillah merasa terbantu akan hal ini, dan semua merasa diuntungkan.

Dengan ini kami berharap pesantren bisa menunjukkan kualitas dirinya baik itu agama dan umumnya juga masalah finansialnya dan tidak ketinggalan dengan orang-orang luar, orang-orang yang tidak pernah ngaji apalagi yang bukan pribumi. Jangan sampai kita menjadi budak dirumah sendiri.

Disebutkan didalam Hadits bahwa “Sebaik-baik harta adalah yang dipegang oleh orang sholeh, karena apa? karena jika orang sholeh yang memegang harta, dia akan mentashorrufkan kepada anak-anak yatim, kepada pembangunan pesantren, kepada panti jompo dan juga kepada hal baik lainnya.

Berbeda jika harta itu dipegang oleh orang-orang yang jelek, maka juga akan ditashorrufkan kepada hal-hal yang jelek pula.

Wallahul Musta’an. (*)

Salam Takdzim
Ahmad Zain Bad
An-Nur II Bululawang Malang.

Terkait

Dirosah Lainnya

SantriNews Network