Musibah Puncak Haji
Said Abdullah: OKI Harus Ambil Alih Makkah-Madinah

Jakarta – Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah meminta organisasi Konferensi Islam (OKI) segera turun tangan mengambil alih pengelolaan kota Mekkah dan Madinah.
Menurutnya, sebagai khadimul haramain (pelayan Makkah-Madinah), pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah gagal menjaga marwah dua kota suci umat Islam tersebut.
“Kita semua berharap agar wajah Mekkah sebagai simbol keagungan dan wibawa Ka’bah sebagai simbol kesucian bisa dikembalikan oleh OKI,” ujar Said Abdullah di Jakarta, Jumat, 25 September 2015.
Menurut Said, kesucian Kota Makkah telah berubah menjadi kota metropolis tanpa budaya Islam sama sekali. Ka’bah dan Masjidil Haram dinilainya sudah tenggelam oleh jam gadang (Mecca Royal Watch) yang dibanggakan pemerintah Arab Saudi. Untuk itu, kesucian kedua kota ini harus dikembalikan seperti sedia kala.
“Jika diambil alih oleh OKI maka kita harapkan kembalinya situs-situs Islam peninggalan Rasululullah dan para sahabat,” ujar Said.
“Dan jangan biarkan raja-raja Saudi yang tak punya mandat dari rakyatnya merusak dua kota suci tersebut,” tegasnya menambahkan.
Politisi PDI Perjuangan itu berpendapat, pelaksanaan haji tahun 2015 ini paling buruk yang disediakan pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Dimulai dari tragedi tragedi crane yang memakan korban ratusan jamaah tewas. Tak berhenti disitu, kini ratusan korban jamaah tewas terinjak saat prosesi jumrah di Mina.
“Maka itu, pemerintah Arab Saudi harus bertanggung jawab sebagai khadimul haramain,” tuturnya.
Namun kata Said, pertanggungjawaban pemerintah Arab Saudi tidak cukup hanya dalam bentuk kompensasi uang bagi jamaah yang meninggal dan korban luka. Tetapi, lebih dari itu sebagaimana tuntutan negara negara muslim dan mayoritas berpenduduk muslim agar dilakukan internasionalisasi dua kota suci Mekkah dan Madinah di bawah naungan OKI.
“Sudah 700 jamaah haji tewas di jalur 204 jalur menuju umroh. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai tuan rumah yang menamakan dirinya khadinul haramain harus bertanggungjawab. Umat Islam seluruh dunia datang ke Arab Saudi bukan untuk mati, tetapi melaksanakan rukun Islam kelima,” kritik putra asli Sumenep Madura ini. (us)