Membuka Topeng Viral Media Sosial
DEMO 4 November telah menjadi menu viral menarik di berbagai media sosial. Komentar dan tanggapan, analisis dan cemooh berjejal silang sengkarut. Semua terus diduplikasi, diduplikasi ulang, dan diduplikasi kembali, persis seperti dibayangkan Derrida tentang simulacrum. Sampai kini, “jenis kelamin” demo ini susah untuk dipegang dan dikenali.
Tapi tenang, Saudara. Saya sudah mencoba membuat klasifikasi (semoga bukan simplifikasi). Mungkin berguna untuk merekam alur logika dan topeng-topeng bahasa viral terkait demo ini.
Pertama, banyak viral yang menggunakan teori dalang. Mereka memandang, demo ini terjadi karena ada aktor intelektual, ada man behind the riot sebagai penggerak, yaitu para elit politisi plus pemilik modal yang berkepentingan dengan suksesi DKI Jakarta.
Kedua, ada juga yang menggunakan analisis politik. Mereka menganggap, demo terjadi karena tidak ada kepastian hukum. Pemerintah didesak segera mengadili pihak yang dianggap telah melakukan penistaan agama.
Ketiga, teori fundamentalisme agama. Bisa dilihat, begitu banyak viral di media sosial yang menyeru untuk membela agama. Sehingga demo ini senilai pahalanya dengan jihad atau berbuat taat.
Keempat, ada yang menggunakan pendekatan psikologis, yang menganggap para pelaku demo sangat dogmatis, sehingga tak bisa bernalar sehat dan melihat konteks persoalan secara utuh.
Kelima, ada juga yang menggunakan pendekatan ekonomi. Viral yang menggunakan pendekatan ini selalu melihat bahwa, para pelaku demo adalah kelompok ekonomi sulit atau pengangguran, yang sering dikenal dengan akronim panasbung (pasukan nasi bungkus).
Keenam, analisis politik identitas. Banyak viral yang menganggap unsur politisasi SARA sebagai pemicu ketegangan ini. Viral ini selalu berkhotbah soal pentingnya kerukunan umat beragama dan pembauran sosial.
Jika klasifikasi ini benar, yakni terjadi secara real dalam kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara, berarti sungguh kompleks persoalan yang harus diselami dan dipecahkan negeri ini. (*)
Surabaya, 4 November 2016
Tsanin A Zuhairy, _Wakil Pemimpin Redaksi SantriNews.com