LDNU Imbau Ulama Tak Berdebat di Media Sosial
Jakarta – Belakangan ini banyak yang memperdebatkan soal Islam Rahmatan Lil Alamain, Islam Nusantara atau Islam modern. Guna tak membuat masyarakat beragama bingung, para ulama, mubaligh dan da’i tidak mengumbar perbedaan pendapat di media sosial (medsos) termasuk youtube.
“Mengimbau kepada semua ulama, mubaligh dan dai untuk tidak saling berdebat di youtube atau media sosial lainnya, karena itu dilihat orang lain yang bukan islam. Kalau ada yang tidak pas sebaiknya Tabayun (penelitian dengan teliti) saja,” kata pengasuh Pondok Pesantren Al Jauhariyah Balerante, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, KH R Farid W Anom Kusumajati yang baru dilantik menjadi salah satu Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu malam, 16 September 2015.
Media youtube, lanjut Abah Anom sapaan akrab KH R FW Anom Kusumajati, tentunya tak hanya dilihat di Indonesia, tapi seluruh dunia.
“Saya sangat mengimbau sekali kepada ulama mana pun, baik itu dari kalangan NU, atau kalangan lainnya untuk tidak selalu memperdebatkan sesuatu di youtube,” jelasnya.
Karena itu, Abah Anom mengajak semuanya bersikap bijak untuk menjaga dan memahami semua perbedaan yang ada, atau bersatu dalam perbedaan. Padahal, sekarang ini amar ma’ruf sudah sangat darurat sekali, seperti perang melawan narkoba, perang informasi, pemberantasan HIV dan persoalan kemasyarakatan lainnya.
“Kalau sekarang kita begitu-begitu terus, kan akan rancu. Semua berpendapat dan merasa benar semuanya. Untuk itu, mari tidak menghukum merasa paling benar,” ucapnya.
Abah Anom menambahkan, “mari semua kalangan bersatu untuk Islam. Termasuk soal perdebatan Islam Nusantara dan Islam Modern. Islam Nusantara itu adalah Islam seperti yang diajarkan para Wali Songo, Islam seperti dulu, yang bukan dibuat-buat sekarang”.
“Jadi jangan disalahtafsirkan dengan hal-hal yang lain. Semua itu, sebenarnya menuju Rahmatan Lil Alamin,” pungkas pendiri Gerakan Indonesia Sejahtera dan Martabat itu. (us/Detik)