Hikam Zain: Bagaimana Menjadi Orang Keramat?

Orang keramat hidupnya akan selalu membawa kenangan, dan kehidupannya akan tetap membawa inspirasi, sekalipun jasad sudah terkubur di bumi.
Seperti Mbah Kiai Anwar, Mbah Jazuli Ploso, Mbah Kholil Nawawi Sidogiri, Mbah Hamid Pasuruan, Mbah Kiai Mustofa Lekok, dll.
Mereka hidupnya tetap menginspirasi banyak orang. Malahan orang-orang mati justru bisa membukakan lahan perkerjaan bagi yang masih hidup dari pada orang yang masih hidup sendiri.
Sebagai contoh adalah, ketika dimakamkan di makam yang sebelum adanya jenazah, kampung terasa sepi, dan ketika sudah dikuburkan jasad mulia tersebut justru banyak penjual-penjual berdatangan untuk mengais rizki lewat datangnya peziarah.
Saya rasa jalan untuk menjadi keramat yaitu mengaji, mengaji dan menulis. Entahlah, jalan menuju kepada Allah memang banyak sekali, sebanyak butiran debu dipadang pasir. Selagi tidak keluar dari koridor syariat, monggolah, terserah.
Tapi yang saya yakini hingga saat ini, seperti keyakinan dari pada guru-guru saya, bahwa mengaji dan menulislah yang akan menaikkan derajat seseorang.
 يَرْÙَع٠اللَّه٠الَّذÙينَ آمَنÙوا Ù…ÙنْكÙمْ وَالَّذÙينَ Ø£ÙوتÙوا الْعÙلْمَ دَرَجَاتÙ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Semoga hidup yang kita jalani tidak sia-sia. Hidup yang cuma tidak sampai 1 abad ini banyak mengambil manfaat dan memberikan faedah.
Nb: Jangan dimaknai keramat seperti Kanjeng Ndoso ya ? Heheheh. Wallahul Musta’an. (*)
Salam Takdzim
Ahmad Zain Bad
An Nur II Bululawang Malang.