Alissa Wahid Kesal Ada Pejabat Berani Ajak Kiai Korupsi
Alissa Wahid (dua dari kiri) berfoto bersama sebelum Musyawarah Kaum Muda NU, di Tambakberas Jombang awal Agustus lalu (santrinews.com/hady)
Makassar – Alissa Wahid, salah seorang putri mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mengatakan bahwa saat ini para koruptor sudah berani mengajak kiai bersekutu, kongkalikong melakukan korupsi demi mendapatkan uang dengan mudah.
Alissa mencontohkan, Rois Syuriah NU dari Pontianak pernah menyampaikan pernah ditelefon dirjen suatu kementerian yang menawarkan bagian untuk agar mau kongkalikong.
“Saya marah saat itu. Bukan karena orang dirjen itu minta 30 atau 40 persen, tetapi karena berani langsung bicara atau minta seperti itu. Padahal, kita di pesantren diajarkan untuk bersikap tawadhu ke kiai. Kok ini malah ajak kiai untuk kongkalikong, mau ajak bersekutu,” katanya dalam diskusi halakah daerah alim ulama pesantren membangun gerakan antikorupsi di Pondok Pesantren Annahdlah Layang, Makassar, Kamis, September 2015.
Alissa mengatakan, kiai atau ulama merupakan panutan umat Islam. Sikap seperti itu sudah keterlaluan meski pada akhirnya kiai bersangkutan menolak ajakan bersekutu.
“Ini kiai, ulama sudah dipandang tidak punya etika moral sehingga bisa diajak kongkalikong,” tandas Sekretaris Nasional Jaringan Gusdurian ini.
Ia menuturkan, kultur korupsi sudah sedemikian hebat sehingga jika orang-orang itu hendak mendapatkan uang haram dengan cara mudah adalah menyamaratakan siapa saja yang mau diajak kongkalikong.
Menelisik dari fenomena ini, saat ditanya, adakah pergeseran nilai pada kiai atau ulama saat ini sehingga para koruptor itu berani mengajaknya untuk bersekutu. Menurut Alissa, hal itu terjadi lebih pada penyelenggara negara yang bersikap seenaknya. Jika pesantren bersangkutan menolak, selanjutnya di-black list, tidak diberi jatah pembangunan.
Putri Gus Dur ini mengingatkan para ulama, kiai, atau pengurus pesantren harus memahami apa itu tindak pidana korupsi, apa itu tindak pidana pencucian uang guna menghindari praktek kotor tersebut.
“Selanjutnya beliau-beliau ini harus memimpin gerakan antikorupsi,” tandasnya. (shir/Okz)