Moeldoko: KPI Harus Berani Bersuara Demi Keutuhan NKRI
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko di acara seminar oleh KPI di Palu, Sulawesi Tengah, 2 April 2018 (santrinews.com/ist)
Palu – Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko menegaskan, Komisi Penyiaran Indonesia baik di pusat maupun di daerah dapat menjadi pahlawan dalam mengawal perubahan di era Revolusi Industri 4.0.
Baca: Moeldoko Minta Santri Jadi Garda Depan Dampingi Petani
“Untuk bisa menjadi hero, menjadi pahlawan, syaratnya harus menjadi pemberani. Berani bersuara dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, dalam menghadapi dunia yang berubah sangat cepat, kompleks dan penuh risiko,” katanya.
Hal tersebut disampaikan Moeldoko dalam seminar utama menyambut Hari Penyiaran Nasional bertema “Menjaga Keutuhan NKRI melalui Dunia Penyiaran yang Sehat dan Berkualitas” di Palu, Sulawesi Tengah, 2 April 2018.
Baca juga: Peringati Harsiarnas ke-85, KPI akan Resmikan Prasasti Penyiaran
Selain Moeldoko, hadir sebagai narasumber antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Asril Tanjung, dan pakar Hukum Tata Negara Prof Dr Jimly Asshiddiqie. Seminar ini dihadiri oleh komisioner Komisi Penyiaran Indonesia dan ratusan anggota KPI Daerah dari seluruh Indonesia.
Sekarang ini, menurut Moeldoko, masyarakat sering diombang-ambingkan dengan informasi yang simpang siur dan tidak benar. “Contohnya, seringkali Pemerintah dituding hanya membangun fisik, membangun infrastruktur saja,” tegasnya.
Baca juga: KPI Nilai TVRI Alami Disorientasi Kebangsaan
“Padahal, jika dipahami lebih jauh, dalam pembangunan fisik dan infrastruktur, di dalamnya terkandung upaya membangun konektivitas, membangun mentalitas masyarakat, membangun peradaban manusia. Jika hanya memperhitungkan aspek politik atau ekonomi saja, maka pembangunan hanya akan bertumpu di Pulau Jawa. Kebijakan seperti itulah yang membedakan politisi dan negarawan,” sambungnya.(*)