Pilpres 2014
Alissa Wahid Sesalkan Politisasi Foto Gus Dur

Salah satu baliho pasangan Calon Presiden Prabowo-Hatta yang mencatut foto Gus Dur, terpampang di Jalan Ahmad Yani Surabaya (dok/santrinews.com)
Jakarta – Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman, putri sulung Mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menyesalkan adanya politisasi foto dan sosok ayahnya dalam alat peraga kampanye calon presiden.
Hal itu ditegaskan Alissa merespon sikap beberapa pihak yang mengaku pecinta Gus Dur yang tergabung dalam Gusdurian yang memolitisasi foto mantan Presiden RI keempat itu.
“Mengaku-ngaku kelompok Gusdurian cuma di momen-momen politik itu mengerikan. Mewakili berapa orang? Kerja nyatanya mana? Tidak Gus Dur banget,” sindir Alissa melalui akun twitternya @AlisaWahid, Sabtu, 28 Juni 2014.
Alissa Wahid – demikian panggilan populer dia, menegaskan bahwa keluarga Gus Dur bersikap netral pada perhelatan pemilihan presiden 2014. Begitu juga komunitas pecinta Gus Dur yang tergabung dalam Gusdurian.
Alissa mengatakan, Gusdurian yang tersebar di hampir seratus kota di Indonesia tidak pernah dan tidak akan terlibat dalam politik praktis.
Karena itu, koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian ini mempersilakan para Gusdurian untuk bebas memilih pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta atau nomor urut 2 Jokowi-JK. Hal itu, menurut dia, adalah hak politik bagi setiap Gusdurian yang juga berstatus warga negara Indonesia.
Alissa sangat menyesalkan adanya beberapa klaim beberapa orang yang mengaku-aku Gusdurian hanya menjelang Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.
“Kalau sekarang ada yang mengklaim Gusdurian memakai logo JGD (Jaringan Gusdurian) mendukung calon presiden itu asal klaim,” tegasnya.
Kicauan Alissa tersebut mendapat tanggapan dari pemilik akun twitter @zaim_moehammad dengan mengunggah foto sebuah spanduk Prabowo-Hatta yang menggunakan gambar Gus Dur. “Diturunkan saja, Mas. Itu mencatut,” balas Alissa.
Spanduk itu ditemukan di Gresik, Jawa Timur. “Gusdurian siap memilih Prabowo-Hatta. Jangan lupa coblos Nomor (urut) 1, (pada) tanggal 9 Juli 2014. Untuk menuju Indonesia lebih bermartabat,” demikian tulisan dalam spanduk itu.
“Memakai nama Gusdurian dan logo JGD (Jaringan Gusdurian untuk dukung-(men)dukung itu menabrak hak legal dan etis,” imbuh Alissa di akun twitternya.
Alissa meminta kepada para pecinta Gus Dur di seluruh Indonesia agar tidak mau ditipu atau diperdaya oleh slogan dan janji kampanye calon presiden.
“Semoga tanggal 9 Juli segera tiba. Kita segera bisa melihat wajah-wajah nyata, bukan topeng-topeng penuh tipu daya,” tandasnya. (jaz/ahay)