Gus Sholah Buka Kesempatan Warga AS Nyantri di Tebuireng

Salah satu gedung Pondok Pesantren Tebuireng Jombang (santrinews.com/dok)

Jombang – Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) membuka kesempatan bagi warga Amerika Serikat (AS) untuk belajar ilmu atau nyantri di pesantren dipimpinnya. Pasalnya, hingga saat ini sudah ada belasan santri Tebuireng yang belajar di AS.

Pernyataan Gus Solah ini disampaikan di depan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr usai mengunjungi makam Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di Pesantren Tebuireng, Kamis, 11 Desember 2014.

“Sudah ada belasan santri Tebuireng yang belajar ke Amerika. Saya usulkan agar ada siswa Amerika juga belajar di Pesantren, mungkin untuk waktu tiga bulanan,” kata Adik Kandung Gus Dur.

Menurutnya, dengan berada di pesantren akan menumbuhkan pola pikir yang sama dengan Gus Dur. Sebagai diketahui, Gus Dur tumbuh di lingkungan pesantren sehingga ajaran-ajarannya sampai saat ini diajarkan di pesantren. Selain itu, warga AS akan memiliki pengertian yang sama terkait masalah keberagaman, kemajemukkan, saling menghargai, dan toleransi.

“Saya usulkan kepada Pak Dubes. Silakan untuk ditindaklanjuti tawaran ini,” katanya.

Warga Amerika belajar di Pesantren tentu akan lebih memahami bagaimana kehidupan pesantren di Indonesia. “Hal ini enggak ada masalah. Meskipun beda keyakinan tapi masih bisa hidup berdampingan,” jelasnya.

Gus Sholah pun menjelaskan ajaran-ajaran Gus Dur. Menurutnya, seperti dilansir Okezone, Gus Dur adalah bibit unggul yang berada di lahan yang subur. Pola pikir Gus Dur itu didukung dari keluarga, pesantren dan Nahdhlatul Ulama (NU).

Aplikasi ajaran Gus Dur ini, katanya, merupakan terjemahan dari ajaran para Wali Songo dalam menyebarkan Islam melalui budaya dan tanpa kekerasan. Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari Kedubes AS. (saif/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network