Harga Jagung Meroket, La Nyalla: Impor Bukan Solusi, Justru Lukai Para Petani

Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti saat melakukan tanam jagung di Pulau Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu
Jakarta – Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan impor tidak bisa dijadikan solusi atas masalah tingginya harga jagung seperti yang diminta oleh para peternak ayam petelur di Jawa Timur.
Menurut La Nyalla, ada opsi lain yang bisa diambil oleh pemerintah agar menguntungkan kedua pihak, yakni petani jagung dan peternak ayam petelur.
“Impor menurut saya kurang bijaksana. Karena, justru akan mengganggu serapan jagung produksi lokal. Selain itu juga dapat melukai rasa keadilan bagi para petani jagung di negeri ini,” kata La Nyalla, Ahad, 19 September 2021.
Untuk memenuhi kebutuhan jagung bagi peternak ayam petelur tersebut, La Nyalla menyarankan dengan memenejemen dengan lebih baik produksi dalam negeri dan menguatkan pasokan melalui regulasi Perda.
Hal itu akan membuat petani jagung terlindungi dari permainan harga di pasaran yang banyak dikuasai tengkulak. Tetapi kuncinya pemerintah harus hadir. Agar logistik dan suplay chain dari daerah penghasil ke daerah penyerap berlangsung dengan normal.
“Jadi kebutuhan suatu daerah harus dipasok oleh daerah lainnya agar terjadi sirkulasi perdagangan yang dinamis. Pemerintah hanya perlu melakukan stabilisasi harga melalui regulasi agar dapat menekan kesenjangan harga agar tidak dimainkan pasar,” tambahnya.
Selain itu pemerintah perlu mengantisipasi penimbunan jagung di tangan kartel. Hal inilah yang menurut La Nyalla perlu diselesaikan masalahnya oleh pemerintah.
“Impor jagung justru akan bisa mengendurkan semangat petani jagung dalam menanam jagung kembali,” ucap dia lagi.
Menurut La Nyalla selama ini baik petani maupun peternak lebih sering menjadi ‘obyek penderita’. Karena itu dia meminta pemerintah memiliki keberpihakan nyata pada peternak dan petani.
“Kita meminta pemerintah memberikan solusi yang tepat untuk kedua pihak. Sehingga kepentingan petani dan peternak dapat berjalan beriringan. Petani terlindungi dengan menjamin harga tidak merugikan dan ketersediaan jagung bagi peternak juga terjaga,” ujarnya.
Isu harga jagung viral setelah insiden peternak bernama Suroto membentangkan poster terkait mahalnya jagung ke arah Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Kota Blitar pada Selasa pekan lalu.
Setelah itu Suroto dan perwakilan peternak ayam petelur diundang ke Istana Kepresidenan. Jokowi menyatakan akan mengirimkan jagung sebanyak 30.000 ton ke sentra-sentra peternak ayam dengan harga Rp 4.500 per kilogram. (*)