Islam di Asia Tenggara dan Dunia Jadi Bahasan AICIS 2018 di IAIN Palu

Rapat Koordinasi Persiapan AICIS 2018, di Bintaro, Jakarta (santrinews.com/kemenag)
Jakarta – Islam di Asia Tenggara dan Dunia disepakati menjadi tema bahasan pada Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018, yang bakal digelar di IAIN Palu.
Pilihan tema bahasan itu disepakati dalam rapat koordinasi antara panitia pusat (Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam/Diktis) dengan panitia lokasl (IAIN Palu) di Bintaro, Jakarta, Senin, 12 Maret 2018.
Baca: Pesantren Jadi Warisan Islam Terbesar Dunia
Hadir dalam rapat, Rektor IAIN Palu Prof Sagaf S. Pettalongi, Rektor UIN Banjarmasin Prof Mujiburrahman, Staf Ahli Menteri Agama merangkap Sterring Committee Prof Oman Fathurrahman dan beberapa guru besar lainnya.
“Setelah menginventarisir pilihan tema yang dinilai menarik dan relevan dengan situasi global terkini, rapat koordinasi pelaksanaan AICIS 2018 ini sepakat untuk mengangkat tema Islam in Southeast Asia and the Global World: Texts, Knowledge and Practices,” kata Direktur Diktis Arskal.
Baca Juga: Karena NU, Indonesia Jadi Kiblat Islam Dunia
Berbeda dengan sebelumnya, Arskal berencana untuk mempublikasikan paper yang dipresentasikan pada AICIS 2018 pada Islamic World Sciences Citation Center (ISC). Menurutnya, Kemenag sudah menjalin MoU dengan pihak ISC yang bermarkas di Shiraz-Iran.
“Paper hasil dari AICIS 2018 dapat kita tawarkan untuk dipublikasikan oleh ISC. Itu salah satu pusat jaringan sitasi terbesar ketiga setelah SCOPUS dan Web of Sciences,” kata Arskal.
Baca Juga: Alumni 212, Potret Umat Islam Susah Maju
Arskal juga mengingatkan pentingnya pembagian tugas yang jelas antara panitia pusat dan daerah. “Job description antara panitia pusat dan lokal agar sinergis dan tidak tumpang tindih,” tuturnya.
Rektor IAIN Palu Sagaf melaporkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Sulawesi Tengah terkait pelaksanaan AICIS 2018. “Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah siap menyambut pelaksanaan AICIS 2018,” tegas Sagaf.
Kasubdit Pengembangan Akademik, Mamat S. Burhanuddin mengatakan bahwa rapat koordinasi ini diperlukan, selain untuk mempertajam tema, juga melakukan penyusunan juknis, desain format diskusi dan usulan Keynote Speakers. (us/ist)