Kacung Marijan: NU Lahir dan Hidup dalam Kebudayaan

Prof Dr Kacung Marijan MA (tengah) di MWC NU Gapura Sumenep (santrinews.com/istimewa)

Surabaya – Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Kacung Marijan MA menegaskan, NU memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kebudayaan Nusantara. Sebab, Islam yang dikembangkan NU berbasis kebudayaan. Islam dan budaya saling berkolaborasi.

“NU merupakan komunitas yang lahir dan hidup dalam kebudayaan, karena Nahdlatul Ulama adalah Islam Nusantara yang menunjukkan bahwa Islam dan kebudayaan itu tidak bertentangan, bahkan keduanya bisa saling berkolaborasi,” kata Prof Kacung saat membuka ‘NU di Tahun Kebudayaan 2014’ di teras utara Gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya, Ahad sore, 21 Desember 2014.

Acara ini digelar oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur. Menurut Kacung, Lesbumi ini yang bisa memainkan peran kebudayaan NU itu.

Ia menegaskan, kebudayaan memiliki nilai sangat penting bagi pembangunan, karena dengan budaya itulah Indonesia bisa terjaga dari “buaya” atau sikap tidak berperikemanusiaan.

“Tugas kebudayaan adalah menjaga hilangnya huruf “d” dalam kata “budaya” agar tidak menjadi ‘buaya’,” kata Guru Besar Ilmu Politik Unair ini.

Menurut Kacung yang juga ketua PBNU ini, kebudayaan itu memiliki tiga dimensi penting, yaitu sistem nilai, ekspresi, dan materiil.

“Sistem nilai itu berkaitan dengan ketuhanan dan etika, sedangkan ekspresi itu berkaitan dengan bentuk seperti lukisan, tari, dan sebagainya. Untuk materiil adalah bentuk fisik seperti candi dan bangunan bersejarah,” urainya.

Dengan demikian, kata Kacung, pembangunan akan semakin memiliki makna, bila kebudayaan menjadi “arus utama” dalam pembangunan. “Lesbumi bisa berperan penting dalam kebudayaan,” tandasnya. (hay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network