Konvensi UN Lebih Maju

Anang Romli (Abdul Hady JM/Santrinews.com)

Surabaya – Konvensi Ujian Nasional (UN) yang dihelat di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta pada tanggal 26-27 September menuai pro dan kontra. Sejumlah protes muncul dari banyak pihak yang kontra UN.

Namun, Anang Romli, fungsionaris Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur menilai atas diadakan konvensi tersebut telah lebih maju dari pada tahun tahun lalu.

“Kita berharap semoga dengan selesainya konvensi UN tersebut pelaksanaanya lebih baik, karena ini adalah ikhtiar bersama untuk beritikad demi pendidikan nasional lebih baik,” kata Anang, saat ditemui Santrinews.com, di sekretariat PKC PMII Jawa Timur, Surabaya, Ahad, 29 September 2013.

Terlepas dari pro dan kontra UN serta karut marutnya pelaksanaanya tahun lalu, menurut Anang, segi postif dari UN adalah siswa mau belajar. Bagi Anang, para siswa tidak mau belajar bila ujian ditiadakan.

Kendati demikian, kata Anang, pelaksanaan UN tidak boleh mengorbankan nilai-nilai moral, yaitu kejujuran. “UN perlu dukungan dari para pegiat pendidikan,” tegas mahasiswa Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

“Ya namanya ujian ini dampaknya adalah siswa mau belajar dan membuka buka. Coba kalau gak ada ujian. Hanya saja jangan lupa dengan nilai-nilai yang dijunjung bersama seperti kejujuran,” imbuhnya.

UN, lanjut dia, akan memiliki beberapa perubahan dari hasil konvensi yang telah menelorkan 27 butir tersubut. Yakni diantara perubahan yang perlu diperhatikan oleh para pegiat pendidikan adalah porsi peran provinsi dan pelaksana UN dilaksanakan secara intitusional independen.

Pria asal Lamongan ini juga menyerukan kepada pegiat pendidikan untuk ikut mengawal hasil konvesi tersebut. “Kedepan para pegiat pendidikan, para mahasiswa dan masyarakat untuk ikut mengawal,” pungkasnya. (jaz/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network