Lawan Narasi Radikal, BNPT Jalin Kolaborasi dengan Pesantren

Kepala BNPT Boy Rafli Amar saat sowan KH Ahmad Fuad Noerhasan di Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu, 16 Februari 2022 (santrinews.com/antara)

Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar memandang para kiai dan ulama, khususnya di lembaga pendidikan keagamaan, berperan strategis untuk menggelorakan semangat kebangsaan dan rasa cinta Tanah Air kepada santri.

“Pesantren membangun semangat cinta Tanah Air, “hubbul wathan minal iman” (cinta Tanah Air sebagian dari iman),” kata Boy Rafli Amar dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 19 Februari 2022.

Dengan demikian, menurutnya, hal tersebut dapat bermanfaat untuk menanggulangi penyalahgunaan narasi-narasi keagamaan oleh jaringan radikalis dan teroris dalam rangka menarik simpati serta menjerumuskan masyarakat Indonesia agar menjadi bagian dari mereka.

“Kita paham mengenai narasi-narasi yang dibangun oleh jaringan radikal dan teroris. Salah satunya, mengangkat narasi yang berkaitan dengan agama,” tuturnya.

Lebih lanjut, Boy Rafli pun menyampaikan sejumlah kiai dan ulama terdahulu telah membantu menggelorakan semangat cinta Tanah Air sekaligus memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

Hal itu, ujar dia, dilakukan oleh mereka untuk menjaga kesatuan bangsa Indonesia dengan membangun semangat kebangsaan.

“Seperti yang dicontohkan oleh para kiai dan ulama yang salah satunya KH Muhammad Hasyim Asy’ari,” ucap Boy Rafli.

Berkenaan dengan peran strategis kiai dan ulama itu, BNPT di tahun 2022 senantiasa mengupayakan pencegahan dan penanggulangan terorisme dengan konsep pentahelix atau kolaborasi multipihak. Salah satunya diwujudkan melalui penguatan kerja sama dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama.

Langkah itu, pada Rabu, 16 Februari 2022, telah ditempuh oleh BNPT melalui silaturahim kebangsaan di dua pesantren di Pasuruan, Jawa Timur, yakni Pesantren Sidogiri pimpinan KH Ahmad Fuad Noerhasan dan Pesantren Ngalah pimpinan KH Sholeh Bahruddin.

Selanjutnya, BNPT berkomitmen untuk mengajak lebih banyak pihak agar dapat bekerja sama dan berkolaborasi melalui konsep multipihak (pentahelix), termasuk lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal, serta para tokoh agama dan pesantren. (ant/red)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network