LKNU Bentuk Forum Ulama Cegah Gizi Buruk pada Anak

Jakarta – Pengurus Pusat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (PP LKNU) membentuk Forum Ulama Peduli Gizi guna mencegah anak pendek atau stunting. Sebab, anak pendek mencerminkan kurangnya asupan gizi yang berpengaruh pada pertumbuhan anak tersebut.

Sabtu, 22 Agustus 2015, bertempat di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, PP LKNU bersama sejumlah narasumber di bidang kesehatan gizi bertemu untuk mensosialisasikan pencegahan anak pendek.

Selain melakukan tukar pikiran, pertemuan itu juga menyusun rencana Deklarasi Forum Ulama Peduli Gizi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

“Untuk tahun ini Kabupaten Brebes akan dijadikan semacam pilot project pencegahan stunting oleh Forum Ulama Peduli Gizi,” kata Supervisor Program Stunting, Anggia Ermarini.

Anggia yang juga Sekretaris Umum PP Fatayat NU ini menjelaskan, pada tahun 2015 program Pencegahan Stunting dilanjutkan dengan intervensi di lima kecamatan di Kabupaten Brebes. Pertemuan Stakeholders dan Pelatihan Tokoh Agama telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015 di 5 kecamatan intervensi.

Menurut Anggia, anak pendek adalah perwujudan dari masalah kurang gizi kronis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Anak yang stunting tidak hanya memiliki fisik yang lebih pendek dibanding anak-anak sehat, tetapi fungsi kognitifnya pun terganggu. Akibatnya, prestasi sekolah pun tidak maksimal.

“Anak penderita stunting adalah anak yang gagal tumbuh. Implikasinya, mereka memiliki kemampuan kognitif dan daya saing yang lemah. Ini akan membawa kita kepada masalah yang lebih besar lagi, yaitu kemiskinan,” ujarnya.

Anggi menerangkan, LKNU dan Fatayat NU telah mengadakan Launching dan Pertemuan Nasional pada 1 Agustus 2013 di Jakarta yang diikuti oleh ulama di tingkat nasional, sekaligus menggalang partisipasi tokoh agama di tingkat lokal untuk membantu menanggulangi dan mencegah stunting ini. Para ulama bisa membantu menyebarluaskan narasi agama yang membawa pesan-pesan, nilai, dan norma-norma sosial yang dapat mencegah stunting.

Untuk mencegah stunting, Anggia mengajak masyarakat untuk mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan, minum pil zat besi selama kehamilan, menjaga kecukupan asupan gizi selama kehamilan, pemeriksaan setelah melahirkan, IMD (Inisiasi Menyusu Dini), pemberian ASI bagi anak 0-6 bulan, memberi makanan bergizi seimbang dan tetap memberi ASI setelah anak berusia di atas 6 bulan sampai 2 tahun, serta perilaku hidup bersih seperti cuci tangan pakai sabun dan penggunaan sumber air bersih.  

Program bantuan keuangan bagi keluarga sangat miskin seperti PKH (Program Keluarga Harapan) diharapkan dapat membantu pemenuhan makanan dan pelayanan kesehatan. “Salah satu komponen penting di masyarakat untuk mempromosikan perilaku-perilaku kunci di atas, serta nilai dan norma sosial yang mendukung adalah tokoh agama,” pungkasnya. (us/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network