PB PMII Dukung Langkah Menpora Bekukan PSSI

Menpora Imam Nahrawi (kiri) saat mengumumkan sembilan anggota Tim Transisi (santrinews.com/dok)

Jakarta – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mendukung langkah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang telah membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

“Apa yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Menpora melalui hak dan kewajibannya saat ini sudah benar yaitu mereformasi tatakelola persepakbolaan Indonesia dengan membekukan kepengurusan PSSI,” kata Ketua PB PMII Bidang Pemberdayaan Kelompok Profesional, Mukafi Makki kepada SantriNews.com, Sabtu 23 Mei 2015.

Langkah Menpora itu, kata Mukaffi, sebagai bagian dari tugas dan tanggungjawab Negara dalam menyelamatkan pengelolaan sepakbola Indonesia dari mafia. Selama ini, sepakbola Indonesaia seolah berjalan di tempat karena kuatnya jeratan mafia sepak bola yang bertujuan pada kepentingan sepihak terutama faktor keuntungan dalam mengatur skor hasil pertandingan sepak bola.

“Dalam hal ini kedaulatan Negara juga ikut dirongrong, karena Negara tidak mempunyai kedaulatan dalam mengelola prestasi dan potensi warganya di dunia sepakbola,” tegasnya.

Menurut dia, jeratan mafia yang menjadi akar permasalahan mendasar tersebut harus segera diselesaikan, termasuk dengan membekukan PSSI. Sebab, bila tidak, kedepan prestasi sepak bola nasional akan berjalan di tempat dan tidak mempunyai integritas dalam meningkatkan prestasinya.

Karena itu, sambung dia, PB PMII mendukung segera dilaksanakannya reformasi tatakelola persepakbolaan dengan mendorong percepatan kinerja Tim Transisi untuk mereformasi persepakbolaan Indonesia.

Selain itu, dengan memaksimalkan peran wadah organisasi sepak bola (PSSI) yang tidak terjebak pada kelompok kepentingan sesaat saja. “Harus diciptakan roda kompetisi liga yang sehat bebas dari mafia bola serta mengoptimalkan potensi pemain sepak bola untuk peningkatan pencapaian prestasi di ajang Nasional dan Internasional,” ujarnya.

Mantan Ketua Umum PMII Jatim ini mengaku prihatin atas kisruh pengelolaan sepakbola nasional yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini. Terpuruk dalam prestasi, namun ramai dalam kontroversi.

Situasi makin sulit dengan dihentikannya kegiatan kompetisi oleh PT Liga Indonesia sebagai buntut tidak mau berkonsultasi dengan tim transisi bentukan pemerintah seperti yang direkomendasikan Badan Olahraga profesional Indonesia (BOPI). (hero/ahay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network