Pesantren Bahrul Ulum Adakan Harlah dan Peringatan Satu Abad Madrasah

Gerbang Pesantren Bahrul

Jombang — Antara pesantren dan madrasah tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran dengan model dalam kelas dan menggunakan sejumlah standar tingkatan dan kemampuan bagi santri menjadi perpaduan dari sistem lama.

“Sistem klasikal yang kemudian dikenal dengan istilah madrasah, merupakan perpaduan antara model lama khas pesantren dengan sistem baru yang didapat dari lembaga pendidikan di luar pesantren,” kata KH Fadlullah Malik, Sabtu, 26 Maret 2016.

Dalam pandangan Ketua Panitia Peringatan Satu Abad Madrasah dan 191 Tahun Pondok Pesantren Bahrul “˜Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang Jawa Timur tersebut, kendati telah mengenal model madrasah, namun sistem lama khas pesantren saat awal didirikan masih dipertahankan.

“Tradisi model pengajian kitab kuning dengan sistem weton, sorogan, dan bandongan tetap dipertahankan, termasuk di pesantren ini,” Gus Fad, sapaan akrabnya.

Dan untuk di PPBU, mulai dikenalkannya model madrasah secara klasikal adalah tahun 1915. “Momentum dikenalkannya sistem madrasah di pesantren ini akhirnya yang menginspirasi untuk diselenggarakan peringatan satu abad,” ungkapnya.

PPBU sendiri didirikan tahun 1825 yang lebih dikenal dengan sebutan Pesantren Tambakberas karena berada di dusun Tambakberas, desa Tambakrejo Jombang.

“Dalam catatan sejarah yang juga akan digali sumber otentiknya, pesantren ini didirikan oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah,” katanya. Dengan demikian, usia pesantren sudah memasuki 191 tahun, lanjutnya.

Kegiatan yang akan menyapa para kiai dan santri, mempertemukan sejumlah pemerhati sejarah dan kebudayaan, aktifis gerakan, hingga masyarakat umum akan dikemas dalam berbagai acara.

“Ada bedah buku, wayang wali, ushbuul maahid, musabaqah santri, festival bonsai, seminar, gowes, expo dan kontes burung, lailatus shalawat, khatmil Quran bilghaib, khitanan massal serta pengajian umum,” terangnya.

“Untuk pembukaan sekaligus dimulainya rangkaian harlah satu abad adalah dengan kegiatan bedah buku yakni Selasa, 26 April mendatang di aula pesantren,” jelasnya.

Pihak penyelenggara memang memberikan banyak pilihan acara sebagai sarana kepada sejumlah kalangan untuk bisa saling bersilaturahim. “Kita berharap kehadiran para peserta, narasumber dan pemerhati pesantren dapat kian mempererat kebersamaan,” harapnya.

Panitia berdasarkan masing-masih devisi, telah menyebarkan pemberitahuan ke sejumlah pesantren dan lembaga pendidikan untuk dpat berpartisipasi pada legiatan ini.

“Semoga kegiatan berjalan sesuai harap, sehingga bisa menginspirasi dan mengilhami kita semua dalam khidmat kepada pesantren dan madrasah,” pungkasnya. (nabil)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network