Sejumlah Pakar Rumuskan Tantangan Pesantren di Era Global

Tangerang Selatan – Arus informasi dan globalisasi cukup pesat. Sebabnya, krisis identitas dan budaya bangsa Indonesia di kalangan akar rumput, Pesantren dinilai mampu merespon arus tersebut.
Kementerian Agama menyelenggarakan lokakarya dan seminar internasional tentang studi pesantren (International Seminar on Pesantren Studies/ISPS) selama tiga hari, Senin-Rabu, 20-22 Nopember 2017, di ICE BSD City, Kota Tangerang Selatan.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian agenda Pameran Pendidikan Islam Internasional (International Islamic Education Expo/IIEE) yang akan digelar sejak Selasa hingga Jumat, 21-24 Nopember 2017.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Ahmad Zayadi, menjelaskan seminar ini diselenggarakan untuk memetakan tantangan global yang dihadapi pesantren dewasa ini.
Selain itu, tujuan seminar diarahkan untuk mencari formulasi peran strategis di tengah arus teknologi informasi, pergeseran budaya, dan memperkuat kelembagaan pesantren dalam memperkokoh institusionalisasi pendidikan untuk mencerdaskan manusia Indonesia seutuhnya.
Seminar bertemakan, “Peran Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Global: Upaya Memperkuat Tafaqquh Fiddin dan Membangun Peradaban Bangsa” itu menghadirkan pembicara dari berbagai bidang, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Mereka antara lain, KH.Ahmad Mustofa Bisri (Pengasuh PP Raudlotut Thalibin, Rembang), Anwar Abbas (Ketua PP Muhammadiyah), KH Masdar Farid Mas’udi (Rais PBNU), Kamaruddin Amin (Direktur Jenderal Pendidikan Islam), Syekh Muhammad Hasan Hito (Direktur Pusat Studi Ilmu Keislaman Internasional), dan Syekh Salim Alwan (Mufti Darul Fatwa Australia).
Selain itu, turut hadir Abdul A’la (Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya), Amich Alhumami (Direktur Pendidikan Tinggi, IPTEK dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS), dan Noor Achmad (Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI). (*)