KH Unais Ungkap Peran Tokoh NU Rumuskan Dasar NKRI

Anggota MPR RI dar Fraksi PKB KH Muh Unais Ali Hisyam (tengah) saat sosialisasi empat pilar kebangsaan di salah satu rumah makan di kota Sumenep, Senin 11 Juni 2018 (santrinews.com/ist)

Sumenep – Anggota MPR RI dar Fraksi PKB KH Muh Unais Ali Hisyam menegaskan, penyamaan persepsi tentang Pancasila cukup penting mengingat masih terdapat segelintir orang yang menganggap bahwa Pancasila itu thaqhut.

Padahal, menurut dia, perumusan Pancasila melalui proses yang panjang dengan melibatkan sejumlah ulama, termasuk pendiri Nahdlatul Ulama KH Muhammad Hasyim Asy’ari. Begitu juga saat proses penghapusan tujuh kata dalam pembukaan UUD 1945.

Baca: Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan, Arzeti Serukan Kebersamaan

“Pancasila merupakan dasar keutuhan NKRI,” kata Kiai Unais saat sosialisasi empat pilar kebangsaan di salah satu rumah makan di kota Sumenep, Senin 11 Juni 2018.

Sosialisasi empat pilar kebangsaan; Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, itu dikemas dengan dialog dan dilanjut buka bersama.

Baca Juga: Santri Berperan Besar Menjaga Kebhinekaan NKRI

Menurut Kiai Unais, rumusan tentang dasar NKRI tersebut tak lepas dari peran tokoh NU terdahulu. Mereka ikut merumuskan dasar negara agar Indonesia tetap eksis. “Dengan keragaman agama, budaya yang tetap eksis tanpa saling menjatuhkan,” tandasnya.

Kiai Unais mengungkapkan, ketika terjadi perdebatan ihwal tujuh kata dalam pembukaan UUD 1945, yang dikenal dengan istilah Piagam Jakarta, kiai NU turut terlibat berperan.

Tujuh kata dimaksud terdapat dalam kalimat: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Kala itu, lanjut Kiai Unais, bila tujuh kata tersebut tetap dipaksakan akan banyak daerah yang memisahkan diri dari Indonesia, terutama Indonesia bagian timur. “Ketika mau dihapus terlebih dahulu kiai diminta fatwa,” ungkap politisi asal Dapil Madura ini.

Baca Juga: Ketum GP Ansor: NU Didirikan Demi NKRI

Karena itu, menurut mantan Ketua DPC PKB Sumenep ini, menjadi tanggungjawab bersama menjaga rumusan Pancasila hasil warisan para ulama tersebut. Apalagi tengah masih ada anggapan bahwa Pancasila dan NKRI adalah thaghut.

Anggapan itu, disebabkan pemahaman agama mereka tidak utuh. Mereka memahami agama hanya secara parsial. “Sosialisasi ini bertujuan untuk mempertegas bahwa NKRI sudah final dan harus dijaga bersama,” pungkasnya. (*)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network