Sistem Baru Pemilihan Ketua NU Hindarkan Persaingan Kandidat
Semarang – Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah M Adnan, mengatakan mekanisme baru dalam pemilihan pimpinan organisasi ini dalam muktamar mendatang akan menghindarkan terjadinya “arena” pertarungan seperti dalam pilkada.
“Ada sisi positif dalam mekanisme baru, yakni menghindarkan arena muktamar menjadi seperti pilkada,” kata Adnan di sela Halaqah PWNU Jawa Tengah di Semarang, Sabtu 15 Nopember 2014.
Dalam kegiatan yang dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo sebagai pembicara kunci tersebut, pengurus NU Jawa Tengah mensosialisasikan sistem pemilihan Ketua Umum serta Rais Am hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konfrensi Besar (Konbes) NU beberapa waktu lalu.
Selain itu, kata dia, seperti dilansir Solopos, sistem baru tersebut juga menghindarkan terjadinya persaingan secara “head to head” antara dua kandidat.
Ia menuturkan sistem baru ini merupakan gabungan dari sistem pemilihan langsung dan gabungan usulan dari Jawa Tengah.
“Jadi sistemnya tidak murni pemilihan langsung maupun melalui formatur,” kata mantan Ketua PWNU Jawa Tengah ini.
Ia menjelaskan dalam Muktamar nanti setiap cabang akan mengusulkan lima nama kiai yang akan menduduki jabatan di Syurian NU.
Dari nama-nama yang diusulkan tersebut selanjutnya akan diranking berdasarkan perolehan dukungan dari para pemilik suara.
“Akan diperoleh sembilan kiai, sementara yang menempati peringkat teratas otomatis menduduki posisi Rais Am,” katanya.
Sembilan kiai ini yang selanjutnya menentukan para bakal calon ketua umum yang diumumkan pada saat akan dilakukan pemilihan oleh peserta muktamar.
“Pengumuman nama calon ketua umum disampaikan saat akan digelar pemilihan, jadi saat itu juga,” katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, tidak ada kandidat yang sejak awal sudah mencalonkan diri untuk maju dalam muktamar.
“Sudah mencalonkan sejak awal tapi kalau tidak diusulkan oleh sembilan kiai maka juga tidak bisa maju,” tambahnya.
Sistem ini, lanjut dia, akan menghindarkan dari praktik politik uang karena kandidat yang akan dipilih disampaikan saat akan digelar pemilihan. (set/ahay)