KH Hasyim Muzadi Versus Dai Kompor

Bagi Anda yang paham dengan almarhum Kiai Hasyim Muzadi, maka akan segera tahu bahwa kiai yang satu ini adalah seorang dai piawai dan penceramah ulung (tentu saja selain seabrek profesi lain yang disandangnya). Ceramah-ceramah keislaman Kiai Hasyim sangat kaya, dalam, lembut, renyah, dan jenaka.

Ya, Kiai Hasyim memang terkenal dengan humor-humor segarnya dalam setiap ceramahnya. Tetapi humor-humor yang disampaikan Kiai Hasyim syarat makna, cerdas penuh kritik, dan “sangat intelektual” tetapi tidak “vulgar-liberal” seperti George Carlin misalnya atau sejumlah pelawak di Indonesia yang terkesan “asal mbanyol”.

“Dunia NU” memang “dunia humor”. Menyampaikan kritik lewat banyolan segar adalah salah satu ciri khas utama komunitas NU, kiai, dan pesantren. Anda bisa mengenali penceramah itu dari NU atau tidak, cukup dilihat dari gaya ceramahnya: lucu atau tidak he he.

Kalau ada penceramah yang sepanjang ceramahnya “ngaceng” terus kayak patung Nyonya Meneer tidak ada lucu-lucunya sama sekali, maka bisa dipastikan ia bukan NU atau mungkin NU mualaf he he.

Masalah apa saja—bahkan sampai masalah Tuhan, surga-neraka, dan alam akhirat—bisa dibanyolkan oleh para kiai, santri, dan aktivis NU. Oleh karena itu, ceramah-ceramah yang disampaikan oleh para kiai dan dai NU biasanya sangat segar, luwes, fleksibel, renyah, enak didengar, dan penuh canda tawa, bukan ceramah yang kering-kerontang dan kaku-njeku.

Meskipun materi ceramah adalah tema-tema yang berat, tetapi bisa disampaikan dengan “bahasa rakyat” yang komunikatif-humoris sehingga mudah untuk dicerna dan dinalar oleh publik awam sekalipun.

Hal ini sangat kontras dengan fenomena sejumlah dai masa kini yang setiap ceramahnya bengak-bengok kayak knalpot sowak, penuh dengan amarah dan provokasi, hobi mengkapirsesatkan orang lain, apalagi dengan mata pecicilan. Kadang-kadang saya berpikir, mereka ini penceramah atau penjual obat di pasar loakan sih?

Selamat jalan, Kiai Hasyim. Insya Allah khusnul khotimah. Alfatihah. (*)

Terkait

Opini Lainnya

SantriNews Network