Jelang Muktamar PKB
Kiai NU Jatim Dorong Kembalikan Peran Dewan Syuro PKB

Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdul Aziz Mansyur (kiri) saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla jalan bersama seusai ziarah di makam Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, 25 Mei 2014 (antara/santrinews.com)
Sidoarjo – Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Miftachul Akhyar mengingatkan untuk mengembalikan peran Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sesuai AD/ADRT sehingga bisa berfungsi maksimal.
Sesuai AD/ART, menurut dia, dewan syuro memiliki peran sentral sebagai pengambil kebijakan, sementara dewan tanfidz hanya pelaksana dari keputusan dewan syuro.
“Kalau posisi dewan syura tidak diperkuat dan tidak bisa mengontrol PKB, kiai-kiai tidak percaya lagi dan telah bersepakat mengevaluasi dukungan politiknya terhadap PKB,” ujarnya, Jumat 22 Agustus 2014.
Upaya mengembalikan peran dewan syuro itu menjadi pembahasan utama dalam pertemuan sejumlah ulama NU bersama dewan syuro DPC PKB se-Jatim di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Rabu 20 Agustus 2014.
Ketua Dewan Syuro PKB KH Aziz Mansyur, Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jatim KH Abdus Salam Mujib, dan Ketua PCNU Sidoarjo KH Abdi Manaf ikut hadir dalam pertemuan tersebut.
Penguatan peran Dewan Syuro mutlak diperlukan demi menjamin arah perjuangan dan perilaku politik jajaran pengurus PKB agar berjalan sesuai semangat dan nilai-nilai luhur yang ditanamkan ulama NU saat melahirkan partai yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar itu.
Muktamar PKB yang rencana digelar 31 Agustus – 1 September 2014, dipastikan Muhaimin Iskandar akan terpilih kembali secara aklamasi. Melihat ini para kiai NU mengingatkan untuk mengembalikan partai kepada kiai.
Salah satunya dengan cara Muktamar hanya memilih sejumlah anggota dewan syura, sementara ketua umum tanfidziyah ditunjuk oleh sejumlah dewan syura terpilih.
Para kiai melihat PKB sudah melenceng dari AD/ART karena mengerdilkan peran dewan syuro. Karena itu para kiai memandang perlu evaluasi menyeluruh, apakah PKB masih efektif sebagai alat perjuangan NU atau tidak.
“Gus Dur dan para ulama NU mendirikan PKB sebagai alat perjuangan untuk rakyat, negara dan bangsa. Bukan tempat cari makan atau memperkaya diri pengurusnya sendiri,” tegasnya.
Para kiai, lanjut dia, menghendaki peran dewan syuro berjalan seperti apa yang diterapkan PKS. Yakni Presiden atau Ketua Tanfidz PKS ditunjuk Dewan Syuro sehingga langkah Presiden PKS tidak melenceng dari kebijakan Dewan Syuro. (jaz/ahay)