84 Tahun Ansor Berkiprah, Momentum Jadikan Banom NU Bermartabat

Jombang – Dalam hitungan hijriyah, Gerakan Pemuda Ansor telah berumur 84 tahun. Salah satu Badan Otonom (Banom) di jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) ini dilahirkan 10 Muharram tepatnya tahun 1353 Hijriyah. Usia yang tidak lagi muda ini hendaknya dapat memacu semua elemen di dalamnya untuk terus berkhidmat bagi NU, bangsa dan masyarakat.
“Para aktifis Gerakan Pemuda Ansor hendaknya dapat menjadikan momentum hari lahir ini sebagai sarana untuk kian memantapkan diri untuk menjadi bagian dari organisasi sosial kepemudaan dan keagamaan yang mandiri,” kata Ketua PC GP Ansor Jombang Jawa Timur, H Zulfikar Damam Ikhwanto, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Bentuk kemandirian itu dalam pandangan Gus Antok, sapaan akrabnya, adalah dengan berupaya menggali potensi ekonomi setiap warga dan peluang yang ada di wilayah masing-masing untuk bisa memiliki badan usaha yang menghasilkan. “Karena tanpa kemandirian secara ekonomi, sangat sulit Ansor bisa memiliki ketegasan dalam sikap,” ungkapnya.
Sejumlah kader yang telah berhasil dalam membangun ekonomi sebisa mungkin dapat dihimpun sehingga menjadi jaringan yang kuat. “Kalau selama ini para kader hanya berkutat dengan ekonomi secara parsial, sudah waktunya bisa dihimpun dalam jaringan sehingga menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh,” terangnya.
“Yang dibutuhkan adalah kekuatan dan kemampuan untuk menyapa dan meyakinkan simpul ekonomi tersebut sehingga menjadi jaringan ekonomi yang tertata dengan menejerial yang amanah,” tandasnya.
Bila kemampuan ekonomi ini bisa digarap dengan baik, maka unsur manfaat akan bisa dirasakan oleh warga dan anggota di berbagai level masyarakat. “Kita yakin, para warga dan fungsionaris Ansor adalah mereka yang berkutat dengan ekonomi kelas menengah dan kecil,” katanya.
“Bila mampu mengentas potensi ekonomi tersebut, maka dengan sendirinya bisa menyelesaikan kesenjangan ekonomi yang ada di akar rumput,” lanjutnya.
Kendati demikian, persoalan umat serta merta tidaklah selesai. “Karena jaringan ekonomi yang akan dibangun juga harus menjunjung tinggi akhlakul karimah,” pesannya.
Karenanya, pendekatan simultan dengan mendorong kemandirian ekonomi yang di dalamnya juga diimbangi dengan perilaku terpuji, menjadi syarat yang tidak dapat ditinggalkan.
Gus Antok mengingatkan bahwa pada Muktamar ke-9 NU di Banyuwangi, yakni 10 Muharram 1353 H yang bertepatan dengan 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua HM Thohir Bakri, Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H Achmad Barawi dan Abdus Salam.
Tanggal 24 April memang kemudian dikenal sebagai tanggal kelahiran GP Ansor. “Namun mengingatkan bahwa tanggal 10 Muharram sebagai bagian tidak terpisahkan dari perjalanan Ansor juga sangatlah penting,” pungkasnya. (nabil/ahay)