Hari Santri 2018
Gus Durian Sumenep Bedah Buku “Karena Manusia, Sayangi Manusia”
Bedah Buku "Karena Manusia, Sayangi Manusia" karya Abdul Wahid Hasan, di Kantor PCNU Sumenep (santrinews.com/mahrus)
Sumenep – Sosok almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hingga sekarang masih melekat cukup kuat di memori masyarakat. Ia selalu dirindukan. Apalagi di tengah krisis kemanusiaan yang kian tercerabut di tengah-tengah masyarakat.
Karena itu, Komunitas Gus Durian Kabupaten Sumenep mengelar bedah buku “Karena Manusia, Sayangi Manusia” di Kantor PCNU Sumenep, Senin 23 Oktober 2018.
Baca: Gus Dur dan Kisah Mahasiswa Nakal
Buku karya Abdul Wahid Hasan (dosen INSTIKA Guluk-guluk) ini mengulas pikiran-pikiran Gus Dur. Selain Wahid Hasan, hadir sebagai pembanding adalah Kiai Zammil Muttaqim, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk.
Acara dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2018 ini diikuti sekitar seratus peserta, dan dipandu moderator Ulfa Hasanah (aktivis Lakpesdam NU Sumenep).
Baca juga: Tokoh Lintas Agama Peringati Haul Gus Dur
Gus Durian Sumenep menilai bedah buku kali ini dirasa sangat penting sebagaimana dulu Gus Dur yang mengedepankan nilai-nilai manusia. Sosok Gus Dur dirasa dirindukan pada saat ini yang dirasa mulai krisis rasa kemanusian.
Ketua Panitia, Nuris, mengatakan bedah buku ini bertujuan untuk menanamkan kembali nilai-nilai dari ajaran Gus Dur. “Kegiatan ini diikuti oleh lintas agama, dan komunitas Gusdurian lintas kampus se Kabupaten Sumenep,” ujarnya.
Baca pula: Resmi Dibuka, Prasasti Makam Gus Dur Cermin Tiga Peradaban Dunia
Kordinator Gus Durian Sumenep, Zaynollah mengatakan, komunitas Gus Durian harus mampu masuk di semua lini kehidupan sebagaimana Gus Dur yang mampu merangkul semua gelongan lintas agama dan suku.
“Gus Durian akan masuk pada semua lini kehidupan dengan 9 nilai Gus Durian,” kata Zaynollah yang juga aktivis IPNU Sumenep ini.
Baca juga: Cara Gus Dur Menghadapi Masalah
Sembilan nilai-nilai itu adalah ketauhidan, kemanusian, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesantrian, dan kearifan lokal. (rus/onk)