Jelang Konfercab NU Sumenep, Kiai Pandji Taufiq Ingatkan Tradisi Santri

Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq saat sambutan pada acara _Haul Muassis dan Ngaji Kitab_ bersama Gus Ghafur Maimoen dan Gus Baha, di Pondok Pesantren Nasy
Sumenep – Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq mengingatkan seluruh kader NU untuk tidak membawa tradisi di luar NU ke dalam tubuh NU. Warga NU hendaknya tetap selalu berpegang teguh pada tradisi NU.
Kiai Pandji menyampaikan demikian dalam rangka menghadapi Konferensi Cabang (Konfercab) NU Sumenep yang akan digelar di Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin, Gapura, pada Ahad, 27 September 2020.
Konfercab merupakan permusyawaratan tertinggi tingkat cabang. Agendanya merumuskan program-program NU selama 5 tahun ke depan. Puncaknya memilih nakhoda baru PCNU Sumenep masa khidmat 2020-2025.
Baca juga: PCNU Sumenep: Ansor Tidak Boleh Ragu terhadap Pancasila
Kiai Pandji menegaskan, dalam menentukan dan memilih nakhoda NU hendaknya dilakukan melalui proses istisyarah dan istikharah, bukan membentuk tim sukses, apalagi sampai melakukan praktik money politik.
“Masih ada waktu dua hari untuk melakukan istikharah,” kata Kiai Pandji saat memberikan sambutan pada acara Haul Muassis dan Ngaji Kitab bersama Dr KH Abdul Ghafur Maimoen dan KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha, di Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin, Gapura, Kamis malam, 24 September2020.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk ini menjelaskan, istisyarah dan istikharah adalah tradisi NU dalam setiap menghadapi berbagai persoalan, termasuk dalam menentukan calon pemimpin.
“Melalui istisyarah dan istikharah. Bukan medsos. Kalau bukan kaum santri yang mau istikharah siapa lagi. Mohon petunjuk kepada Allah, bukan membentuk tim sukses,” tegasnya.
Baca juga: Ngaji Bareng Gus Ghafur dan Gus Baha Dihadiri Ribuan Jamaah
Dihadiri ribuan jamaah, acara Haul Muassis dan Ngaji Kitab bersama Gus Ghafur dan Gus Baha ini adalah satu rangkaian kegiatan menjelang Konfercab NU Sumenep.
Konferensi, lanjut Kiai Pandji, diawali dengan berbagai rangkaian kegiatan pra-konferensi, seperti Halaqoh Penguatan Ranting dan Lokakarya Perencanaan Strategis PCNU Sumenep. “Merumuskan program-program apa yang akan dilakukan PCNU Sumenep kedepan,” ujarnya.
Kiai Pandji menambahkan, konferensi sengaja ditempatkan di pondok pesantren untuk menegaskan bahwa NU dan pesantren tak terpisahkan.
“Kalau pesantren kuat, NU bahagia. Pesantren lemah, NU seperti macan ompong. Keduanya saling menguatkan,” pungkasnya. (red)