Meski Tak Bisa Renang, Santri Langitan Ini Lolos Dari Maut Dalam Tragedi Perahu Tenggelam

Para santri Langitan yang selamat istirahat di Mushalla Mapolsek Babat, Lamongan (santrinews.com/detik)

Lamongan – Choirul Anam, satu diantara santri yang selamat dalam tragedi tenggelamnya perahu di Sungai Bengawan Solo. Pemuda asal Grobogan, Jawa Tengah ini selamat meski tidak bisa berenang.

Anam belum mampu melupakan detik-detik tenggelamnya perahu yang ditumpanginya saat menyeberang di Sungai Bengawan Solo pada Jumat pagi, 7 Oktober 2016.

Anam bisa dibilang beruntung. Karena, pemuda yang mondok di Pesantren Langitan, Widang, Tuban hampir lima tahun ini berhasil pegangan ke badan perahu setelah terbalik.

“Saya tadi pegang perahu dalam kondisi terbalik bersama tiga orang di belakang, karena saya tak bisa renang,” kenang Anam dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di Musholla Mapolsek Babat, Lamongan, Jumat malam, 7 Oktober 2016.

Ia menceritakan tragedi perahu itu mengalami musibah. Sekitar 25 Santri hendak ke Pasar Babat karena kegiatan pesantren libur. Saat perahu melaju untuk menyeberang di tengah arus sungai yang cukup kencang, dirinya melihat bagian depan perahu berangsur tenggelam.

“Semua panik dan berusaha menyelamatkan diri, lompat ke air. Ada yang bisa berenang sampai ke tepi dan ada pula yang berusaha berpegangan perahu yang terbalik,” ungkapnya.

Ia dan teman yang lain saat ini hanya bisa berdoa bagi tujuh santri lain yang belum ditemukan dalam keadaan baik. “Kami mendoakan kawan lainnya yang dicari sekarang dalam keadaan selamat dan segera ditemukan,” harap Anam.

Musibah perahu tenggelam di sekitar jembatan Widang Babat ini menuai keprihatinan. BPBD dan Tim SAR seharian melakukan pencarian dengan menyisiri Bengawan Solo dengan perahu karet. Hingga sekarang proses pencarian dilanjutkan. (rus/detik)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network