STAI Sunan Drajat Bentuk Wadah Alumni

Mahasiswa-mahasiswi STAI Sunan Drajat pada suatu kegiatan (dok/santrinews.com)

Lamongan – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Drajat, Lamongan, berawal dari Kuliah Kitab Kuning (KKK). Pada perkembanganya, saat ini sudah memiliki dua jurusan yakni Tarbiyah dan Dakwah.

KKK diasuh almarhum KH Mohammad Baqir Adelan sejak tahun 1968. Dari tahun ke tahun KKK berlangsung, tuntutan masyarakat akan terpenuhinya kebutuhan pendidikan guru agama, khususnya di Lamongan kian banyak.

Pada tahun 1994, kiai yang pernah menjabat Rais Suriyah PCNU Kabupaten Lamongan, ini kemudian memutuskan untuk mendirikan STAI. Setahun kemudian, tepatnya tahun 1995, Menteri Agama secara resmi mengeluarkan SK (Surat Keputusan) tentang pendirian kampus yang berkedudukan di Desa Kranji Kecamatan Paciran ini.

Ketua STAI Sunan Drajat Imam Azhar menegaskan, kedepan STAI akan membuka beberapa program studi baru, yakni Manejemen Pendidikan Islam, Ekonomi Islam, dan PGRA (Pendidikan Guru Raudhatul Athfal).

“Kami juga akan membuka STIKES atau STKIP,” ujar kandidat Doktor Universitas Negeri Malang ini. Pengembangan itu, lanjut dia, berdasarkan tuntutan masyarakat.

Pada tanggal 18 Agustus 2013 lalu, perguruan tinggi tertua di Kabupaten Lamongan bagian utara tersebut membentuk wadah alumni bernama Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Drajat (IKA STAI Sunan Drajat).

Ketua Umum IKA STAI Sunan Drajat Raikhan menjelaskan, tujuan IKA STAI Sunan Drajat adalah mengembalikan nilai-nilai filosofis berdirinya perguruan tinggi, yakni memenuhi tuntutan masyarakat sekitar.

Disamping itu, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan kualitas keguruan khususnya bagi alumni di tengah maraknya serbuan dan tawaran ijazah instan dari kampus-kampus kelas jauh.

“Karena itu STAI Sunan Drajat sangat menentang dengan praktik praktik bisnis pendidikan tersebut,” kata Raikhan saat musyawarah kerja IKA STAI Sunan Drjajat di kampus tersebut pada Sabtu, 2 November 2013 lalu.

Raikhan mengatakan, IKA STAI Sunan Drajat hadir dan bekerja sama dengan pimpinan STAI Sunan Drajat dan lembaga-lembaga pendidikan di Lamongan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, terutama para guru.

“Karena tidak menutup kemungkinan para alumni STAI Sunan Drajat banyak yang menjabat sebagai kepala sekolah bahkan sebagai pengasuh pondok pesantren,” imbuh pria yang juga alumnus Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya ini. (nang/ahay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network