Merdekalah Dalam Berpikir

Kemerdekaan dalam berpikir adalah apabila semata mata berpikir karena Allah, karena kebaikan, karena kebenaran, karena panggilan kemanusiaan dan karena kebaikan semesta.
Keperbudakan berpikir adalah jika berpikir untuk kepentingan kekuasaan yang dhalim, atau sebaliknya takut padanya, atau berpikir semata untuk meraup keuntungan materi, termasuk di dalamnya, menjual agama dengan dunia.
عجبت لمبتاع الضلالة بالهداية
ومن يشتري دنياه بالدين اعجب
وأعجب من هذين من باع دينه
بدنيا سواه فهو من ذين اعجب
Aneh, orang yang membeli kesesatan dengan hidayah
Lebih Aneh, orang yang membeli dunia dengan (sebagian) agamanya
Lebih Aneh dari keduanya, orang yang menjual seluruh agamanya dengan dunia.
Nabi Bersabda:
لا تتعلموا العلم لتباهوا به العلماء ولتماروا به السفهاء وانصرفوا وجوه الناس اليكم فمن فعل ذلك فهو فى النار
Jangan mencari ilmu untuk tujuan menyombongkan diri di hadapan cerdik pandai, jangan juga untuk mendebat orang orang tidak mengerti, jangan pula untuk membanggakan diri di hadapan orang lain. Siapa melakukan itu, maka ia di dalam neraka.
Syair-syair dan hadis di atas bukan untuk membungkam kebebasan berpikir atau menganjurkan malas berpikir, melainkan sebaliknya keharusan berpikir hanya lillahi.
Selamat berpikir untuk yang hak dan untuk kemanusiaan. Jangan takut atau malas berpikir.
Salam kemerdekaan, rayakan kemerdekaan berpikir, berpendapat dan kebebasan menyuarakannya. (*)
Situbondo, 17 Agustus 2021