Indonesia Punya Modal Besar Damaikan Timur Tengah

Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Maman Imanulhaq (santrinews.com/ist)

Jakarta – Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Maman Imanulhaq meminta Pemerintah untuk mendorong sejumlah Ormas Islam di Indonesia agar melakukan diplomasi kultural atau diplomasi tidak resmi untuk membantu mendamaikan konflik di negara Timur Tengah.

“Posisi Timur Tengah sedang krisis dan lemah. Indonesia harus mendorong seluruh ormas Islam melakukan diplomasi kultural, salah satunya lebih aktif berkomunikasi dengan jaringan ulama dunia,” kata Gus Maman di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2017.

Baca: Grand Syeikh Al Azhar Akui Islam Nusantara Menjawab Kegelisahan Dunia

Menurut Gus Maman, Indonesia memiliki modal besar untuk turut mewujudkan perdamaian di Timur Tengah, baik melalui diplomasi resmi maupun diplomasi tidak resmi.

Selain berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia sudah membuktikan sebagai negara yang berhasil mengelola keragaman agama, budaya, suku, bahasa, dan lain-lain menjadi suatu satu kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang aman dan damai.

Pengasuh Pondok Pesantrean Al-Mizan Majalengka, Jawa Barat, ini menambahkan bahwa Indonesia juga berhasil menjadikan agama sebagai spirit untuk peradaban yang maju, damai, dan toleran.

BACA PULA: Para Ulama Timur Tengah Marah Agama Dipolitisasi untuk Tiup Bara Konflik

Menurut dia, spirit keagamaan di Indonesia bisa dijadikan contoh untuk membantu perdamaian di Timur Tengah.

“Indonesia akan mampu menyelesaikan persoalan konflik `abadi` Palestina-Israel dan juga konflik lain di Timur Tengah,” tegasnya.

Menurut dia, membantu Palestina memperoleh kemerdekaan secara penuh wajib bagi Indonesia karena merupakan amanat konstitusi bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

“Amanat konstitusi kita adalah mendukung kemerdekaan Palestina yang mencakup wilayah,” tandasnya.

Ia pun mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bermaksud memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Avibke Yerusalem.

“Trump mempersulit upaya perdamaian Israel-Palestina,” kata anggota DPR RI ini.

Dalam sidang paripurna DPR RI, Senin, 11 Desember 2017, Gus Maman meminta pemerintah Indonesia termasuk DPR RI mendesak PBB dan OKI membahas keputusan Trump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (us/ant)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network