Dauroh Aswaja

KH Muhyiddin Akui NU Lemah di Penulisan

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj memukul beduk sebagai tanda pembukaan secara resmi

Surabaya – Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jember KH Muhyiddin Abdusshomad menyadari bahwa salah satu kelemahan NU saat ini ada di bidang kepenulisan.

Hal itu diungkapkan Kiai Muhyiddin saat menyampaikan materi di acara ‘Dauroh Nasional Aswaja’ di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Kamis, 25 Desember 2014. Acara yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Aswaja NU Center Jatim ini berlangsung sejak Senin lalu, dan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj.

Menurut Kiai Muhyiddin, ajaran-ajaran NU dan berikut amaliah yang telah mentradisi hanya dijalankan melalui warisan keturunan dan budaya lokal. Sangat sedikit yang menuliskannya dalam sebuah naskah akademis.

Menuliskan landasan hukum atas amalan yang telah mentradisi tersebut sangat mendesak untuk dilakukan. Sebab, menurut dia, argumentasi amaliyah tersebut sangat penting ditulis dalam bentuk buku akademis untuk menangkal pandangan kalangan yang mengkafirkan.

“Dengan buku tersebut nantinya akan dengan mudah mematahkan berbagai tuduhan kalangan yang membid’ahkan atau mengkafirkan amaliyah warga NU,” katanya dihadapan peserta utusan PWNU se-Indonesia.

Sebagai ilustrasi, Kiai Muhyiddin mempersilahkan peserta untuk melakukan pengecekan sejumlah buku Wahabi yang beredar di sejumlah toko buku kenamaan.

“Coba kita lihat misalnya buku-buku yang dibuat oleh kalangan Wahabi, sekarang banyak terpajang di toko-toko buku bertaraf nasional seperti Togamas, Gramedia dan toko-toko lain,” katanya dengan mimik serius.

Fakta tersebut, menurut kiai yang produktif menulis buku-buku tentang amaliah NU ini, sebagai bukti bahwa kalangan NU telah ketinggalan start dari kelompok keagamaan lain. (jaz/saif)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network