Lokakarya Kaderisasi Nasional

Khairul Anam: IPNU Benteng Pengawal Islam Nusantara dari Ideologi Transnasional

Jakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Khairul Anam Haritsah menegaskan, Islam Nusantara adalah Islam yang didakwahkan Walisongo dengan pendekatan budaya. Jadi, Islam Nusantara bukan agama baru atau pemahaman baru.

Anam menegaskan demikian untuk mengklarifikasi tentang Islam Nusantara yang belakangan yang diselewengkan oleh beberapa kelompok luar. Mereka menyebut, misalnya, ajaran Islam Nusantara ialah kain kafan akan diganti batik dan bacaan sholat diganti bahasa daerah.

Menurut Anam, anggapan tersebut tidak benar dan mereka terlihat belum faham isi dari Islam Nusantara itu.

“Saya perlu klarifikasi persoalan Islam Nusantara, agama termasuk Islam adalah bahasa langit, sedangkan budaya dan tradisi adalah bahasa bumi, proses dialektika keduanya menghasilkan tradisi dan ekspresi keagamaan beraneka ragam, dan kemudian ini juga terjadi di tempat negara lain. Maka muncullah ekspresi tradisi keIslaman di Cina, Arab, Barat, Turki, Maroko termasuk di Indonesia dengan Islam Nusantaranya,” kata Anam.

Hal itu disampaikan Anam saat membuka Lokakarya Buku Pedoman Kaderisasi IPNU dan Capacity Building Tim Kaderisasi Nasional IPNU, di Lantai 8 Kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Juni 2015.

Anam menambahkan, selain untuk upaya desiminasi buku Pedoman Kaderisasi IPNU terbaru, kegiatan ini juga bertujuan untuk melakukan konsolidasi nasional dalam pengawalan ajaran Ulama NU dan Islam Nusantara.

IPNU sebagai pintu pertama kaderisasi kaum nahdliyin bertugas untuk menjadi benteng pengawal Islam Nusantara dari gempuran ideologi transnasional,” ujarnya.

Demi kepentingan itu, PP IPNU, lanjut dia, membentuk tim kaderisasi nasional yang dibagi menjadi 4 zona yakni Sumatera,Jawa-Bali-NTB, Kalimantan, dan Sulawesi-Papua. (us/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network