Insiden Ledakan Bom di Vihara Ekayana
Polri: Belum Melihat Keterkaitan Insiden Vihara dan Rohingya
Vihara Ekayana usai ledakan bom (Viva/Santrinews.com)
Jakarta – Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari meminta semua pihak tak serta-merta mengaitkan insiden ledkan bom di Vihara Ekayana dengan konflik di Myanmar.
“Walau tindakan tersebut bisa dikategorikan terorisme, sebaiknya semua kesimpulan berbasis data dari penyidikan. Pasalnya, siapa pun bisa bikin bom akibat situs kelompok teroris untuk membuat bom bisa diakses publik, termasuk oleh mereka yang tidak masuk dalam jaringan terorisme,” kata Eva. Seperti dilansir Kompas.com, Senin, 5 Agustus 2013.
Eva menyampaikan, motivasi di balik ledakan di vihara itu bisa bermacam-macam. Pasalnya, Indonesia tengah berada di tahun politik jelang waktu pemilihan presiden. Hiruk pikuk pergantian kepala Polri juga dianggapnya bisa menjadi penyebab sebagaimana preseden di masa lalu.
Sementara Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie mengatakan, hingga saat ini polisi belum melihat adanya keterkaitan bom Ekayana dengan aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar. Polisi masih mendalami fakta-fakta di lapangan. Saat ini, polisi telah memeriksa lima saksi.
Polri hingga kini masih menyelidiki jenis bahan peledak dan keterangan saksi, untuk mengungkap pelaku aksi peledakan dua buah bom tersebut.
“Ini memang bom rakitan. Pelaku sedang kita kejar, melalui penyelidikan di tempat kejadian, penyelidikan tentang bom, dan rangkaian bahan peledaknya,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar.
Selain itu, Boy mengatakan, penyelidikan untuk mengungkap pelaku juga dilakukan dengan memeriksakan saksi-saksi kejadian.
Terkait “pesan” pelaku yang tertangkap CCTV bertuliskan “Kami Menjawab Jeritan Rohingya”, Polri belum bisa mengungkap identitas pelaku peletak dua bom tersebut atau dari jaringan teror mana pelaku tersebut berasal.
Namun, Boy mengatakan pelaku peledakan berjumlah lebih dari satu orang. “Yang jelas pelakunya lebih dari satu,” ujar Boy.
Meski aktivitas pelaku yang menyusup ke wihara tertangkap CCTV, Boy belum bisa memastikan polisi bisa dengan cepat menangkap tersangka pelaku.
Menurutnya, pelaku kemungkinan besar berpindah lokasi setelah melakukan aksinya.
“Pelakunya ini manusia, dia bergerak ke mana-mana. Nah, itu dia, pergerakan ke mana-mana ini yang lagi dipikirkan,” ujar Boy.
Sebelumnya, satu paket bom diletakkan pelaku di pintu masuk wihara dan satu lagi di belakang patung Buddha Maitreya.
Dari kedua paket tersebut, hanya satu yang meledak, yaitu bom yang diletakkan di pintu masuk. Sementara yang terletak di belakang patung tidak meledak dan hanya mengeluarkan asap.
Ledakan bom berdaya ledak rendah itu menyebabkan tiga orang yang berada di lokasi mengalami luka ringan. (hend/saif).