Insiden Ledakan di Vihara Ekayana
Puluhan Tahun, Hubungan Masyarakat-Vihara Harmonis

Suasana di Lokasi Vihara Usai Ledakan (Tribunnews/Santrinews.com)
Jakarta – Ledakan yang terjadi di Vihara Ekayana, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Ahad, 4 Agustus 2013 malam, adalah kali pertama dialami Vihara. Selama ini, hubungan masyarakat dengan Vihara cukup harmonis.
Hal itu diakui Ketua Rukun Warga setempat Drs. Sarjana. “Selama puluhan tahun berada di daerah Duri Kepa, hubungan pengurus Vihara dengan masyarakat setempat sangat baik,” kata Sarjana. “Mereka sering memberikan bantuan sosial kepada yang membutuhkan,” imbuhnya.
Sarjana mengaku kaget dengan adanya kejadian ini. Dua ledakan beruntun terjadi di Vihara pada Ahad, 3 Agustus 2013 sekitar setengah jam setelah kebaktian, pukul 19.00. Ledakan susulan terjadi pada pukul 22.00.
Pengakuan sama diungkapkan pemimpin Masjid Nurul Ikhlas yang Tokoh Ulama Duri Kepa, M Yusuf. Diakui Yusuf, selama ini hubungan warga Duri Kepa dengan Vihara sangat baik. “Saya prihatin atas insiden yang dialami oleh Vihara. Ini adalah duka yang mendalam bagi warga Duri Kepa,” ujarnya.
Menurutnya, selama puluhan tahun tinggal di wilayahnya, peristiwa teror seperti ini kali pertama terjadi. Yusuf menegaskan, tidak ingin kerukunan beragama warga Duri Kepa, khususnya RW 08, terganggu atas insiden ini.
“Setiap orang yang beragama pasti akan sangat tersakiti mendengar tetangganya mengalami insiden seperti ini, meski si tetangga beragama lain.” katanya.
Hal senada diungkapkan pengurus Masjid Nurul Ikhlas Mahdum Almunawar, 66. “Saya sangat terkejut,” kata Mahdum, seperti dilansir Tempo.
Dalam organisasi kepengurusan masjid, Mahdum menjabat sebagai koordinator acara. Pada beberapa kesempatan, Mahdum sering diundang Vihara untuk mengikuti kegiatan bakti sosial. “Bahkan mereka (Vihara) pernah memberikan sumbangan untuk Masjid Nurul Ikhlas,” kata Mahdum.
Mahdum menjelaskan saat Imlek, beberapa warga Duri Kepa, khususnya RW 08 sering dibagikan sembako dan bantuan lainnya oleh pihak Vihara.
Melissa, warga setempat yang menceritakan, ledakan itu sebanyak terjadi tiga kali setelah kebaktian usai. “Ledakan cukup keras,” ujarnya.
Menurut Melissa, ledakan pertama dan kedua terjadi beruntun sekitar pukul 19.00 dan ledakan ketiga pukul 10. “Ledakan terjadi setengah jam setelah kebaktian di vihara selesai,” katanya.
Kabareskrim Mabes Polri, Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, ledakan di vihara itu mengakibatkan kerusakan ringan. “Kaca-kaca juga tak pecah,” kata Sutarman. “Bungkusannya juga tak rusak. Kami masih menyelidiki bungkusan itu,” ujarnya.
Menurut Sutarman, ada seorang mengalami luka ringan. “Ada juga yang kaget. Sudah ditangani dokter vihara,” tegasnya.
Sutarman belum bisa memastikan ledakan itu berasal dari bom, meskipun sejumlah pihak mensinyalir ledakan itu berasal dari bom. Polisi, kata dia, masih menelusuri kasus ini, termasuk kemungkinan teroris. “Ancaman teroris selalu ada karena sel mereka masih hidup,” tandasnya. (ahay/saif).