Bila Terbitkan Obor Rakyat, Setiyardi Budiono Pasti Mendekam Lagi di Penjara

Jakarta – Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono, baru seminggu lalu menghirup udara bebas dari Lapas Cipinang, Jakarta. Setiyardi pun berencana bulan depan akan kembali menerbitkan Obor Rakyat.
Setiyardi Budiono dan Redaktur Pelaksana Obor Rakyat, Darmawan Sepriyosa, diketahui baru menghirup udara bebas pada Kamis, 3 Januari 2019, awal pekan lalu.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly buru-buru mengingatkan Setiyardi Budiono untuk tidak berperilaku macam-macam selama menjalani cuti bersyarat sebagai narapidana.
Bahkan, Ia mengamcam akan mengembalikan Setiyardi ke dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) jika tak mematuhi aturan yang berlaku.
“Kalau macam-macam, masuk. Karena dia masih cuti bersyarat,” ujar Yasonna di JIExpo, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019.
Pada 22 November 2017, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menghukum Setiyardi dan Darmawan delapan bulan penjara dalam kasus pencemaran nama baik Jokowi pada Pilpres 2014 lalu.
Saat ini, Setiyardi dan Darmawan sedang menjalani masa cuti bersyarat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Januari 2019 sampai dengan 8 Mei 2019.
Yasonna menghargai hak yang dimiliki oleh Setiyardi sebagai narapidana untuk menerima cuti bersyarat. Namun, ia mengklaim pihaknya juga berhak mencabut cuti bersyarat jika yang bersangkutan melakukan hal yang tidak benar.
“Hak dia kita hargai. (Tapi) kalau melakukan hal tidak benar, ya sudah dia mau masuk lagi,” ujarnya.
Di sisi lain, Yasonna mengaku sudah memerintahkan Direktur Bina Kamtib dan Kanwil Kemenkumham untuk mengawasi Setiyardi.
“Dari Facebook saya dapat indikasi dia mau lakukan sesuatu,” ujarnya, tanpa merinci hal tersebut.
Terpisah, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy alias Romi menyesalkan rencana penerbitan kembali tabloid Obor Rakyat.
“Saya jujur menyesalkan terbitnya Obor Rakyat yang dampaknya sampai sekarang masih ada sebagai sebuah fitnah,” ujar dia, di JIExpo, Jakarta.
Romi mengatakan tabloid Obor Rakyat seharusnya tak diterbitkan lagi, terlebih konten yang akan dibuat sama dengan yang ada di Pilpres 2014. Jika tetap terbit, ia khawatir kondisi seperti masa lalu akan terasa kembali.
“Karenanya saya minta kepada seluruh yang berinisiatif untuk berencana untuk menerbitkan Obor Rakyat agar mengakhiri apa yang dulu pernah dilakukannya lagi dan lagi,” ujarnya. (us/cnn)