Pilkada Situbondo
Tolak Premanisme, Tagar #SavePilkadaSitubondo Jadi Trending Topik

Situbondo – Kasus penganiayaan terhadap Sukirman, 48 tahun, anggota Linmas KPPS RT/RW 2 di Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, memicu reaksi publik dan simpati netizen. Selasa siang, 17 Nopember 2015, trending topic twitter Indonesia bahkan sempat diwarnai tanda pagar (tagar) #SavePilkadaSitubondo.
Sekitar pukul 13:40, tagar #SavePilkadaSitubondo bertengger di peringkat ketiga trending topic twitter Indonesia. “Besarnya simpati ini menunjukkan proses demokrasi memang tidak selayaknya diwarnai praktik premanisme dan intimidasi,” ujar Mahrus Syamwiel, salah satu netizen penggagas #SavePilkadaSitubondo.
Selain mengundang simpati netizen, ratusan pemuda Situbondo dari berbagai elemen juga menggalang dana untuk pengobatan Sukirman. Mereka langsung bergerak sehari setelah beberapa media lokal dan nasional mengungkap kasus penganiayaan petugas Linmas KPPS tersebut.
“Kami menolak cara-cara preman diterapkan dalam Pilkada Situbondo. Apalagi, aksi premanisme tersebut dilakukan di dalam lingkungan pesantren,” tutur koordinator aksi “Koin Untuk Sukirman” J. Hidayat.
Sebagaimana diberitakan, Sukirman mengalami kejadian memilukan pada Sabtu (24/11). Dia dianiaya oleh segerombolan preman karena dituduh merobek alat peraga kampanye (APK) salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pilkada Situbondo.
Akibat kekerasan tersebut, Sukirman menderita luka memar di mata kanan dan bibir atasnya pecah hingga harus mendapat delapan jahitan. Dia pun sempat dirawat di RSUD Abdoel Rahem Situbondo.
Penganiayaan itu berawal saat Sukirman sedang menjalankan tugas jaga malam di Poskamling bersama warga. Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, segerombolan orang bersepeda motor datang dan membawa Sukirman ke salah satu pondok pesantren di wilayah Panji, yang secara terang-terangan mendukung salah satu pasangan calon pilkada.
Di pesantren tersebut, Sukirman dipaksa meminta maaf kepada pengasuh pesantren, tanpa tahu apa kesalahannya. Belakangan dia baru tahu bahwa sekelompok preman tersebut menuduhnya menyobek APK pasangan calon nomor urut 3 dalam Pilkada Situbondo.
Karena menolak tuduhan tersebut, dia pun dipukuli ramai-ramai di salah satu ruangan yang telah disiapkan. Aksi keji itu baru berhenti setelah Sukirman dengan terpaksa mengakui tuduhan para preman itu.
Selasa sore, 17 Nopember 2015, Sukirman telah diizinkan pulang dari rumah sakit. Namun, aksi premanisme tersebut tampaknya masih memicu sinisme publik. “Kami akan meneruskan aksi penggalangan koin dan menolak premanisme ini hingga beberapa hari ke depan,” tandas Rizqi, salah satu warga Besuki. (nabil/ahay)