DPMD Jatim Tingkatkan Pengetahuan Pengelolaan Keuangan Desa
Surabaya – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur menggelar bimbingan teknis pengelolaan keuangan desa kepada para aparatur desa se-Jawa Timur selama 3 hari sejak 8-10 Desember 2021 lalu di Kota Batu.
Bimbingan teknis pengelolaan keuangan desa dianggap sangat penting karena para aparatur desa mengelola dana pembangunan dengan nilai yang tidak sedikit.
Dalam 6 tahun terakhir yaitu di kurun waktu tahun 2015 s/d 2021, APBN telah mengalokasikan Rp400,65 triliun lebih untuk 74.961 desa di seluruh Indonesia.
Besaran dana desa untuk 7.724 desa di Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu yang sama telah mencapai Rp42,535 Triliun.
Baca juga: Jatim Cairkan Dana Desa Tahap I Senilai Rp3,06 Triliun, Ini Pesan Gubernur Khofifah
Besaran dana tersebut diluar dari dana yang dialokasikan pada APBD Kabupaten/Kota melalui Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Bantuan Keuangan/Kota serta Bantuan Keuangan Desa yang dialokasikan dalam APBD Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Provinsi Jawa Timur Soekaryo mengatakan, peningkataan pengetahuan dan wawasan para aparat instansi pemerintah terkait, terutama pengelola keuangan sangat sangat penting.
“Peningkataan pengetahuan dan wawasan para aparat instansi pemerintah terkait dan perangkat desa pengelola pemerintahan dalam hal ini pengelola keuangan desa, merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan,” kata Soekaryo dalam sambutan tertulisnya.
Baca juga: Baznas Bentuk Kampung Tanggap Bencana Corona di 107 Desa
Keuangan desa menurut dia merupakan isu strategis yang dalam kurun waktu 6 tahun terakhir ini selalu diangkat dalam forum pembangunan di setiap jenjang pemerintahan mulai pusat, provisi, dan Kabupaten/Kota bahkan di desa.
Hal ini merupakan konsekuensi dari implementasi pelaksanaan Undang-undang 6 tahun 2014 tentang Desa.
“Pengalokasian Dana Desa dalam APBN sejak 2015 dan terus meningkat dari tahun ketahun menunjukan begitu seriusnya negara kita dalam meningkatkan kapasitas Pemerintahan Desa dan upaya pemberdayaan masyarakat desa dapat dengan lebih maksimal dilaksanakan,” kata Soekaryo.
Dalam bimbingan teknis tersebut dihadirkan sejumlah pemateri diantanya dari Bappeda Provinsi Jatim untuk memberikan wawasan terkait pola sinergitas perencanaan ditingkat pusat, provinsi, dan kabupate kota untuk pembangunan desa.
Selain itu juga dari BPKP untuk membekali para peserta dalam pengelolaan dan pengawasan Keuangan Desa secara umum sesuai Permendagri 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Baca juga: Said Abdullah kepada Kepala Desa: Bahan Bansos Harus Beli ke Petani
Sementara Inspektorat Provinsi untu memberikan wawasan terkait pertanggungjawaban dan pelaporan pelaksanaan BK Desa provinsi Jawa Timur sebagaimana Pergub 47 tahun 2019 tentang pedoman umum pelaksanaan BK Desa Provinsi Jawa Timur.
“Yang spesial, kita juga hadirkan narasumber dari DPMD Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan tambahan wawasan kepada kita semua dalam pelaksanaan pengelolaan tugas DPMD khususnya dalam pengelolaan Bantuan keuangan ke desa dengan memanfaatkan teknologi informasi,” pungkasnya. (sal/red)