Media Wahabi Makin Menggila Sebar Virus Perpecahan Umat
Jajaran Pengurus PW LTN NU Jawa Timur usai rapat pleno (santrinews.com/ist)
Surabaya – Era keterbukaan yang dinikmati bangsa ini ternyata menyisakan sejumlah permasalahan. Derasnya informasi yang diterima masyarakat dengan sangat mudah, pada gilirannya mengancam bangunan kebangsaan kita.
Masyarakat saat ini disuguhkan dengan tayangan televisi berbasis satelit serta relay radio Salafi Wahabi yang muatannya cukup memprihatinkan dan mengancam keutuhan NKRI.
“Ini fakta tak terbantahkan bila program religi stasiun televisi nasional sudah dikuasai oleh paham yang jauh dari paham masyarakat kita, yang toleran dan damai,” kata Ahmad Najib AR.
Pernyataan Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PW LTN NU) Jawa Timur ini disampaikan usai penutupan rapat pleno, di Kantor PWNU Jatim Jalan Masjid Al Akbar Timu 9 Surabaya, Sabtu, 12 Maret 2017.
Menurut Gus Najib, sapaan akrabnya, masyarakat saat ini tengah dihadapkan pada suasana yang serba dilematis. “Dengan alasan demokrasi, maka masyarakat bisa mengakses sejumlah informasi secara terbuka, termasuk keberadaan radio dan televisi satelit,” ungkapnya.
Akan tetapi, tidak sedikit acara yang disiarkan ternyata justru mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
Dalam lima tahun terakhir, gerakan anti-Wahabi muncul di beberapa daerah seiring dengan menguatnya gerakan antitoleran, radikalisme dan ujaran kebencian.
“Saat ini NKRI berada dalam suasana battle atau pertempuran. Jelas-jelas kalangan Wahabi akan mendirikan negara Islam, dan mereka melakukannya secara terang-terangan,” ungkap Hakim Jayli.
Ajaran wahabi, menurut aktifis dan direktur TV9 tersebut memang telah menjadi virus perpecahan di tengah umat di Indonesia. “Mereka suka membidahkan, mesyirikkan dan mengafirkan yang tak segaris dengannya,” jelas Hakim. Bahkan tidak sedikit di antara umat Islam yang telah menjadi korban. (saif/ubaid)