Pesantren Harus Tetap Jadi Basis Kajian Kitab Kuning

Santri kaji kitab kuning (santrinews.com/dok)
Makassar – Nahdatul Ulama (NU) Kota Makassar mengimbau kepada seluruh santri untuk menjadikan pondok pesantren (ponpes) sebagai basis kajian ilmu agama dan kitab kuning.
Ketua NU Kota Makassar H Abdul Wahid Thahir mengatakan, pesantren merupakan basis gerakan kajian ke-Islam-an dan tempat lahirnya ulama terkemuka. Namun, saat ini ulama sudah mulai berkurang, padahal kaderisasi ulama tidak terputus.
“Dan melalui dari pesantren ulama itu terlahir, jadi hari Santri Nasional adalah momentum yang sangat baik untuk merefleksi kembali kelahiran ulama dan kiyai dari kalangan pesantren,” kata Wahid, seperti dilansir pojoksulsel, Rabu, 21 Oktober 2015.
Menurut Wahid, untuk dapat melahirkan kiyai dari lingkungan pesantren, maka para santri harus memahami esensi dan roh pondok pesantren. Wahid mengatakan, dalam lingkungan pesantren setiap santri wajib memegang teguh nilai-nilai salafiah.
“Ini adalah tugas untuk mengembalilan roh pesantren dengan lahirnya ulama-ulama muda dan para kiyai. Itu yang harus dipahami oleh santri saat ini,” beber Wahid.
Wahid juga meminta kepada para santri untuk menuntut ilmu dengan ikhlas dan memohon ridha Allah agar dibukakan pintu-pintu ilmu dari berbagai sisi.
Selain itu, para santri juga diminta untuk mengedepankan keteladanan dalam berdakwa, atau dalam Islam dikenal dengan dakwah.
Selalui melalui proses kajian yang panjang, Presiden RI Joko Widodo akhirnya menetapakan tanggal 22 Oktober sebagai hari Santri Nasional. (rus/onk)