Pesantren Kilat Ramadan Ini Ajarkan Kitab Kuning

Para santri mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Darussalam, Martapura (santrinews.com/net)

Banten – Bulan Ramadhan, momentum umat Islam untuk meningkatkan ibadah serta amal sholeh. Banyak cara dilakukan, termasuk melalui pesantren kilat yang diinisiasi Deni Daruri, ekonom Center of Banking Crisis (CBC) dibantu dua rekan lamanya, yakni Abdurrohman dan Abdul Malik.

Pesantren kilat yang digelar di Musholla An Nahl, kompleks Ruko Horizon Broadway, The ICON BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, ini cukup unik.

Karena yang diajarkan adalah membaca Kitab Kuning yang biasanya diajarkan di pondok pesantren umum. Di pesantren kilat ini, para santriawan dan santriwati diajarkan membaca Kitab Suci gundulan atau tanpa harakat.

Uniknya lagi, pesantren kilat An Nahl tidak hanya mendidik santriawan dan santriawati mampu membaca, namun juga bisa menerjemahkan. Dan, tak butuh waktu lama. Hanya 20 hari, per hari belajar 3 jam. Lantaran, pesantren kilat ini menerapkan metode belajar Kitab Kuning cepat, yakni Al Ghooyah.

“Sekarang ini, mengaji Kitab Kuning menjadi sesuatu yang langka. Alhamdulillah, adik-adik di An Nahl, sekarang sudah mampu membaca dan meenerjemahkan Kitab Kuning dalam waktu 20 hari. Alhamdulillah. Ternyata belajar Al Quran tidaklah sulit asal ada kemauan pasti ada jalan,” tutur Deni saat acara Wisuda 32 Santriawan dan Santriawati Pesantren Kilat An Nahl, Angkatan I-2016 di Musholla An Nahl, Sabtu, 25 Juni 2016.

Selanjutnya, ia berharap agar para alumni An Nahl ini, bisa terus mengembangkan dan mendalami Kitab Kuning di lingkungannya masing-masing. “Kita harap para orang tua dari alumni An Nahl bisa mensupport. Agar membaca dan mempelajari Kitab Kuning bisa menjadi budaya, bahkan gaya hidup,” ungkapnya.

Deni mengingatkan, para Alumni An Nahl berkesempatan untuk mengikuti lomba membaca Kitab Kuning yang direncanakan Kementerian Agama, bulan mendatang.

“Nanti kemendag akan menggelar Musabaqoh Kitab Kuning se-Jabodetabek. Kita harap anak-anakku bisa mengembangkan diri untuk berpartisipasi. Siapa tahu ada yang menang,” harap Deni.

Sementara, Ustaz Abdurrohman selaku pengajar An Nahl mengatakan, belajar Kitab Kuning tidaklah serumit pandangan umum. Apalagi sudah ditemukan metode Al Ghooyah, bisa mempercepat proses belajarnya.

“Beberapa waktu lalu, kami kedatangan tamu istimewa. Yakni juara dunia Musabaqoh Haqiz Quran dan Tafsir di Maroko, yakni Ustaz Deden Muhammad Machiyaruddin. Saat di sini, beliau menguji anak didik kami. Alhamdulillah hasilnya membanggakan kami,” papar Abdurrohman.

Untuk angkatan I, lanjut Abdurrohman, jumlah murid memang belum banyak, hanya 32 orang. Namun dirinya optimis bahwa kegiatan pesantren kilat Kitab Kuning ini bakal membesar.

“Insha Allah, kita harap seluruh pihak mendukung kegiatan ini. Karena sekarang sudah langka mengaji Kitab Kuning. Alhamdulillah ada sosok seperti Pak Deni yang concern dengan kegiatan ini. Bahwa sejak dini, anak-anak kita selayaknya diberikan pelajaran dasar yang positif, yakni Kitab Kuning,” tuturnya. (us/rmol)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network