Lestarikan Tradisi Pesantren, Garda Bangsa Gelar Musabaqoh Kitab Kuning
Ketua Steering Commitee Musabaqoh Kitab Kuning KH Maman Imanulhaq, saat konprensi pers (santrinews.com/ist)
Jakarta – Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa, akan menggelar Musabaqoh Kitab Kuning. Lomba digelar guna memberikan penghargaan terhadap khazanah dan esksistensi pesantren di Indonesia.
Garda Bangsa adalah organisasi sayap kepemudaan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Lomba tersebut rencananya akan diselenggarakan pada bulan Maret hingga April 2016. Diperkirakan lomba akan diikuti oleh sekitar 5.000 santri dengan total hadiah mencapai Rp 200 juta, tiket umrah dan ziarah ke makam Imam Ghazali serta bantuan biaya pendidikan.
“Seluruh santri berusia 17-25 tahun dari seluruh pondok pesantren yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah di Indonesia diundang untuk berpartisipasi. Asalkan santri mendapatkan rekomendasi dari pengasuh pondok pesantren,” kata Ketua OC Musabaqoh Kitab Kuning, Syaikhul Islam, Senin, 21 Maret 2016.
Tahapan lomba dimulai dari pendaftaran pada 14 -30 Maret 2016 dan dilanjutkan penyisihan pada tanggal 1-7 April 2016. Lalu, tahap final akan dilakukan di Graha Gus Dur Sekretariat PKB pada 12-13 April 2016 mendatang.
Dijelaskan, pendaftaran peserta dilaksanakan di Kantor DKN Garda Bangsa Jalan Raden Saleh Nomor 9 Cikini, Jakarta Pusat. Peserta juga dapat mendaftar secara online di www.gardabangsa.id dan melalui email panitia: musabaqohkk@gmail.com, atau mendaftar di pondok-pondok pesantren tempat diadakannya babak penyisihan Musabaqoh Kitab Kuning.
“Babak penyisihan akan diadakan di 31 pondok pesantren tua yang selama ini menjadi rujukan keilmuan ulama-ulama se-Nusantara yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia,” jelas Syaikhul.
Agar kualitas terjaga, musabaqoh akan mendatangkan para dewan juri dari Tim Lembaga Bahtsul Masail (NU) dan Dewan Juri Kehormatan seperti KH Dimyati Rois (Musytasyar PBNU), Rais Aam PBNU Dr KH Ma’ruf Amin, dan Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj.
Ketua Steering Commitee (SC) Musabaqoh Kitab Kuning KH Maman Imanulhaq, mengatakan kegiatan ini dalam rangka memberikan penghargaan terhadap khazanah dan eksistensi pesantren di Indonesia yang telah memberikan konstribusi penting terhadap perjalan bangsa Indonesia mulai era pra kemerdekaan sampai saat ini.
Kiai Maman menambahkan, khazanah keilmuan pesantren juga telah terbukti menjadi benteng terkokoh dalam menjaga NKRI dari pemahaman keagamaan yang eksklusif dan ekstremis.
“Hal ini tentu berkat upaya ulama dan karyanya. Seperti salah satu kitab yang paling banyak dikenal dan dikaji oleh ulama dan tokoh Islam adalah kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazaliath-ThusiAsy-Syafi’i (Imam Al Ghozali),” tukas Kiai Maman yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PKB. (us/rmol)