Merayakan Keindonesiaan (6): Gaya Hidup Masyarakat Nusantara, dari Kuliner hingga Senjata

Rumah Adat Sumba biasa disebut Uma Bokulu atau Uma Bhatangu berarti rumah menara. Rumah adat menjadi salah satu wujud keragaman budaya Indonesia.

Indonesia dihuni 1.340 suku bangsa. Barangtentu usia negara, bangsa, masyarakat, dan manusia Indonesia tidak sama. Usia bernegara Indonesia lebih muda daripada bangsa, masyarakat, dan manusia Indonesia itu sendiri.

Tak kurang dari 17 abad, manusia Indonesia menerima otoritas kekuasaan. Otoritas ini yang mengatur kehidupan bersama antara dan antar bangsa nusantara. Kehidupan bersama melahirkan gaya hidup yang diwariskan secara turun-temurun.

Cara makan, berpakaian dan berumah untuk memenuhi kebutuhan dasar, melahirkan kuliner nusantara, pakai adat, rumah adat, dan senjata pusaka. Semua itu khazanah kekayaan perlengkapan hidup dan teknologi.

Prof Ir Murdijati Gardjito, peneliti senior pakar kuliner dari UGM Yogyakarta menyebutkan, bahwa nama kuliner yang ia tahu sebanyak 3.259 makanan. Ada pula yang menyebut lebih banyak, 5.300 masakan.

Baca juga: Banyuwangi Kini Punya Wisata Kuliner Khas Timur Tengah

Sayangnya, Indonesian food di luar negeri masih kalah bersaing dengan American Food, Europan Food, Chinese Food, Thailand Food dan seterusnya. Padahal, dari cita rasa tak kalah. Aspek promosi dan ekspansi bisnis dan usaha makanan tradisional nusantara yang kurang.

Tiap provinsi di Indonesia memiliki baju adat sendiri-sendiri. Baju adat digali dari kebiasaan penduduk di provinsi tersebut berpakaian sehari-hari maupun dalam upacara adat.

Adapun daftar provinsi dan baju adatnya sebagai berikut: Aceh Ulee Balang, Sumatera Utara Ulos, Sumatera Barat Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang, Riau Teluk Belanga dan Kebaya Labuh, Kepulauan Riau Kebaya Laboh dan Teluk Belanga, Jambi Baju Kurung Tanggung, Sumatera Selatan Aesan Gede, Bangka Belitung Paksian, Lampung Tulang Bawang, Bengkulu Rejang Lenong.

DKI Jakarta Sadariah, Banten Pangsi, Jawa Barat Bedahan, Jawa Tengah Kebaya, DI Yogyakarta Kebaya Kesatrian, Jawa Timur Pesa’an, Bali Payas Agung, Nusa Tenggara Barat Rimpu, Nusa Tenggara Timur, Baju Adat Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat King Baba atau King Tompang, Kalimantang Tengah Sangkarut, Kalimantan Timur Kustin, Kalimantan Utara Ta’a dan Sapei Sapaq, Kalimantan Selatan Babaju Kun Galung Pacinan, Sulawesi Barat, Pattuqduq Towaine, Sulawesi Utara Laku Tepu.

Sulawesi Tengah Nggembe, Sulawesi Selatan Bodo, Sulawesi Tenggara Babu Nggawi, Gorontalo, Biliu dan Makuta, Maluku Cel, Maluku Utara Manteren Lamo dan Kimun Gia, Papua Barat Ewer, Papua Baju adat Papua seperti Koteka dan rok rumbai.

Baca juga: Kimiya-yi Sa‘adat (21): Surga dan Neraka Jasmani Versus Surga dan Neraka Ruhani

Tiap provinsi juga memiliki rumah adat masing-masing. Lazim pemerintah membuat gedung pemerintahan berdasarkan desain rumah adat sebagai ciri khas provinsi tersebut berbeda dengan provinsi lain.

Adapun daftar nama provinsi dan rumah adat sebagai berikut: Aceh Rumoh Aceh, Rumah Krong Bade, Sumatera Utara Rumah Balai Batak Toba, Rumah Bolon, Sumatera Utara Rumah Gadang, Riau Balai Salaso Jatuh Atau Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar, Rumah Melayu Atap Belah Bubung.

Rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan Rumah Melayu Atap Lontik, Kepulauan Riau Rumah Melayu Atap Limas Potong, Jambi Rumah Panggung, Bengkulu Rumah Bubungan Lima, Sumatera Selatan Rumah Limas, Bangka Belitung Rumah Rakit dan rumah Limas, Lampung Rumah Nuwou Sesat, Jawa Barat Rumah Kasepuhan, Banten Rumah Adat Baduy.

DKI Jakarta Rumah Kebaya dan rumah Gudang, Jawa Tengah Rumah Joglo, DI Yogyakarta Rumah Joglo, Jawa Timur Rumah Joglo, Kalimantan Barat Rumah Panjang, Kalimantan Tengah Rumah Betang, Kalimantan Utara Rumah Baloy, Kalimantan Timur Rumah Lamin, Kalimantan Selatan Rumah Banjar, Bali Rumah Banjar.

Sulawesi Utara Rumah Walewangko, Gorontalo Rumah Adat Dulohupa, Sulawesi Tengah Souraja atau Rumah Raja atau Rumah Besar, rumah Tambi, Sulawesi Barat Rumah Adat Mandar, Sulawesi Selatan Rumah Adat Tongkonan, Sulawesi Tenggara Rumah Adat Buton atau rumah Adat Banua Tada, Nusa Tenggara Barat Rumah Dalam Loka, Nusa Tenggara Barat Rumah Musalaki, Maluku Rumah Baile Maluku Utara Rumah Sasadu, Papua Barat Mod Aki Aksa, Papua Honai.

Dalam menjaga keamanan diri dan negera, penduduk nusantara juga membuat senjata dan kekuatan militer.

Ada 64 kategori senjata tradisional di seluruh wilayah nusantara, antara lain: Alamang, Amanremu Arbir, Arquebus Jawa, Badik, Balatu, Bambu runcing, Bedil, Bedil tombak, Belati, Bendo, Bionet, Blakas, Cetbang, Congkrang, Ekor lutung, Gari, Golok, Indan, Istinggar, Kampilan, Karga, Kelewang, Kerambit, Keris, Keris bahari, Klebit Bok, Koraibi Kudi, dan Kujang.

Serta Langgai Tinggang, Lantaka, Lela, Mandau, Meriam kecil miniatur, Niabor, Palitai Pandat, Parang, Parang Latok, Parang Nabur, Parang pandat, Parang Salawaku, Patrem, Pedang Luwuk, Peurawot, Peurise awe, Peurise teumaga, Pisau raut, Piso Halasan, Piso Sanalenggam, Pisuwe, Rencong, Rudus, Sabit, Salawaku, Selincah, Sewar, Si Euli, Sikin panyang, Sumpit (senjata), Sundang, Surik, dan Tombak. (*)

Moch Eksan, Pendiri Eksan Institute.

Terkait

Fikrah Lainnya

SantriNews Network