Kiai Hamid Pasuruan: Pemilik Doa Mustajab Secepat Kilat
KH Abdul Hamid Pasuruan (kanan) dan KH Muhammadun Kajen (santrinews.com/istimewa)
Mbah Kiai Abdul Hamid Pasuruan – Allahu yarham — adalah sosok ulama kharismatik. Bukan hanya karena kedalaman ilmu, melainkan karena keluhuran akhlak budi dan kemakrifatannya. Sosok waliyullah yang menjadi rujukan para kiai.
Bahkan, menurut Gus Mus, ayahnya KH Bisri Mustofa –juga gurunya Kiai Ali Maksum— semasa hidupnya hanya mempercayai Kiai Hamid Pasuruan satu-satunya sebagai wali. Soal ‘wali-wali mutakhir’ yang masyhur atau dimasyhurkan di zaman modern ini, Kiai Bisri dan Kiai Ali Maksum ‘mentertawakan’.
Banyak kisah seputar kewalian Mbah Hamid. Berikut kisahnya.
Kisah 1
Asmawi, salah seorang santrinya, harus melunasi hutang kepada panitia pembangunan masjid yang sudah jatuh tempo. Besarnya Rp300 ribu, cukup besar untuk ukuran waktu itu sekitar tahun 70-an.
Dia tidak tahu dari mana uang sebanyak itu bisa didapat dalam waktu singkat. Dia pun hanya bisa menangis, malu kalau sampai ditagih. Tiba-tiba ia teringat gurunya, Kiai Abdul Hamid Pasuruan. Akhirnya ia pun mengadukan hal tersebut kepada Kiai Hamid.
Kemudian dengan lembut sang Kiai menyuruh Asmawi menggoyang pohon kelengkeng yang tumbuh di halaman depan rumah Kiai hamid. Di sana ada dua pohon kelengkeng. “Kumpulkan daun-daun yang gugur itu dan bawa kemari,” kata Kiai Hamid.
Setelah menerima daun-daun kelengkeng itu, Kiai Hamid memasukkannya ke dalam saku baju. Ketika ditarik keluar, di tangannya tergenggam uang kertas. Kemudian dia menyuruh Asmawi menggoyang pohon kelengkeng yang satunya.
Baca juga: Pemabuk dan Gambar Mbah Hamid
Dengan cara yang sama pula, daun kelengkeng itu berubah menjadi uang kertas. Setelah dihitung oleh Asmawi, jumlahnya Rp225 ribu. Masih kurang Rp75 ribu. Tiba-tiba datang seorang tamu menyerahkan uang tunai Rp75 ribu kepada Kiai Hamid, lalu uang itu diserahkan kepada Asmawi. Maka lunaslah…!
Kisah 2
Mbah Maksum Krapyak Yogjakarta jauh lebih sepuh dari pada Kiai Abdul Hamid Pasuruan, karena usia Mbah Hamid ini seangkatan dengan putra Mbah Maksum, yakni KH Ali Maksum.
Suatu ketika, Mbah Maksum butuh dana Rp25 juta untuk sebuah keperluan. Sementara, Mbah Maksum tidak memiliki uang sebesar itu. Maka, saat itu pula Mbah Maksum ingin menguji kewalian Mbah Hamid Pasuruan.
“Kalau Hamid itu wali, maka saat ini saya butuh dana 25 juta,” batin Mbah Maksum.
Tidak lama setelah itu, tiba-tiba Mbah Maksum kedatangan tamu satu bus. Entah bagaimana, tamu satu bus itu memberikan salam tempel kepada Mbah Maksum. Setelah tamu pergi, salam tempel itu dihitung, dan ternyata jumlahnya Rp25 juta. Tidak lebih, tidak kurang! Subhanallah!
Kisah ini dituturkan Pak Fahmy Akbar Idris —Wakil Ketua PWNU DIY saat ini— yang didapatkan dari KH Aly As’ad Plosokuning dari KH Ali Maksum.
Ini hanya dua dari ratusan kisah kehebatan doa beliau. Wa lahul fatihah…! (*)