Dianugerahi Gelar Pahlawan, Badrut: Kiai As’ad Didik Santri Cinta Tanah Air
KHR As’ad Syamsul Arifin (santrinews.com/ist)
Surabaya – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur H Badrut Tamam mengatakan, anugerah gelar pahlawan nasional kepada KHR As’ad Syamsul Arifin (Kiai As’ad) memberikan pesan penting. Khususnya kepada para santri untuk terus berburu ilmu, berkomitmen pada kebaikan, serta cinta tanah air.
“Alhamdulillah, pada akhirnya negara mengakui dan memberi penghargaan kepada Kiai As’ad yang telah berjuang untuk bangsa dan negara,” kata Badrut, di Surabaya, Sabtu, 12 November 2016.
Menurut Badrut, Kiai As’ad adalah sosok yang gemar melakukan silaturahim kepada umat khususnya ke berbagai pesantren. Selain itu, Kiai As’ad adalah sosok yang senantiasa hadir di tengah masyarakat, terutama yang sedang berduka.
“Kelebihan lain yang melekat dari sosok Kiai As’ad adalah mendidik santri dan umat untuk berilmu, beramal shaleh dan cinta tanah air,” ungkap ketua FKB DPRD Jatim ini.
Tidak semata mendidik, Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo tersebut juga memberikan contah bagaimana berjuang membela tanah air secara nyata,” tandas Ketua FKB DPRD Jatim ini.
Puncaknya adalah kesediaan beliau menjadi pesantrennya sebagai tuan rumah pelaksanaan Muktamar ke-27 Nahdlatul Ulama. “Saat itu menjadi prestasi emas lantaran NU sebagai organisasi sosial keagamaan pertama dan satu-satunya yang mengakui Pancasila sebagai dasar negara,” jelasnya.
Saat sejumlah Ormas dan partai politik masih berdebat terkait Pancasila, justru NU yang menjadi garda terdepan menyelamatkan bangsa dari kemungkinan perpecahan dan disintegrasi. “Prestasi ini layak diapresiasi negara dengan memberikan gelar pahlawan kepada Kiai As’ad,” kata mantan Ketua Umum Koordinator Cabang PMII Jatim tersebut.
Tugas berat harus diemban generasi penerus bangsa yang saat ini menghadapi ancaman serupa. “Bentuknya bisa berbeda, namun tantangan terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI bisa dirasakan hingga kini,” ujar pria yang masih memiliki garis nasab dengan Kiai As’ad tersebut.
Karena itu, dengan disematkannya pahlawan nasional kepada Kiai As’ad, maka generasi muda khususnya para santri harus meneladani kiprahnya. “Harus dikontekstualisasikan dengan tantangan kekinian, karena tantangan jaman selalu dinamis,” urainya.
Kehadiran ideologi transnasional, derasnya arus informasi dan teknologi, serta persaingan global harus dijawab generasi muda saat ini. “Tugas berat ini yang harus diemban generasi santri,” katanya. Namun dengan meneladani para kiai dan ulama, serta pahlawan nasional, maka tantangan itu tentu dapat dijawab. “Komitmen para santri dipertaruhkan untuk memberikan solusi atas berbagai problematika bangsa saat ini,” pungkasnya. (nabil/hay)