Muktamar NU
Tolak Ahwa, Koordinator Garda Muda NU Diteror

Fairouz Huda Anggasuto (Santrinews.com/dok)
Jombang – Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) yang sedang berlangsung di Jombang berjalan tidak kondusif. Panitia dan elit PBNU memaksakan kehendak untuk menggunakan sistem Hallul Halli Wal Aqdi dalam menentukan Rais Am meskipun mendapat banyak penolakan.
Salah satu bentuk pemaksaan yang dilakukan oleh elit PBNU adalah diskriminasi terhadap muktamirin yang menolak sistem Ahwa dengan tidak diberikan kartu ID Card yang bisa digunakan untuk mengikuti seluruh proses Muktamar.
Tidak hanya itu, Koordinator Garda Muda NU, Fairouz Huda Anggasuto yang selama ini getol menyuarakan penolakan terhadap penggunaan Ahwa pada muktamar mendapat telepon dari nomer yang tidak dikenal dan memberikan ancaman serius. “Apa benar ini fairus koordinator garda muda NU? Jika anda tidak bisa diam, maka jangan jadi provokator kiai. Jika maksa, saya dan tim pengamanan akan menciduk kalian. Ini perintah atasan.”
Deny Ahmad, koordinator Santri Nusantara juga mendapat pesan bernada ancaman. “Jangan pernah macam-macam dengan calon Rois A’am jika tidak ingin celaka dan Jangan merusak Muktamar NU”. Ancaman ini diduga kuat karena pemasangan banner bertuliskan menolak calon Rais Aam PBNU KH Hasyim Muzadi.
Sejauh ini, peserta Muktamar mendapat perlakuan yang berbeda antara yang mendukung Ahhwa dan tidak. (ubaid/jaz)