Cak Imin Paparkan Solusi Perjuangan Reforma Agraria

Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (santrinews.com/uswah)

Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar, mengatakan, reforma agraria adalah perjuangan panjang dan cita-cita bangsa Indonesia yang kini belum tuntas.

Menurut Cak Imin –panggilan akrab dia— penyelesaian persoalan agraria di Indonesia bukan perkara mudah. Namun bukan berarti tidak bisa diselesaikan.

“Memang tidak mudah, tidak bisa kita laksanakan karena menyangkut kepemilikan banyak pihak yang terkait,” kata Cak Imin saat menghadiri diskusi publik bertajuk “Reforma Agraria untuk Kedaulatan Pertanian Indonesia” di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh 9, Jakarta Pusat, Kamis 10 Oktober 2019.

Baca juga: Kebijakan Politik PKB Berpijak pada Hasil Bahtsul Masail Santri

Diskusi publik itu dihadiri empat narasumber, yakni Prof Mochammad Maksum (Guru Besar Teknologi Industri Pertanian UGM), Usep Setiawan (HKTI), Budi Waseso (Bulog), Mulyadi Sregar (Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Muda Muslim Nasional).

Cak Imin mengaku selama ini berbagai model penyelesaian konflik agraria sudah dilakukan. Namun hingga saat ini masih mengalami kebuntuan.

“Kita sudah mencoba dengan berbagai model, dari pemeritahan ke pemerintahan, dari strategi yang bermacam-macam, reforma agraria mengalami kebuntuan, sampai hari ini,” tandasnya.

Salah satu cara penyelesaian persoalan agraria, menurut Cak Imin, adalah menyatukan political will pemerintah dan seluruh elemen bangsa Indonesia. Bila dua kekuataan ini menyatu, ia optimis reforma agraria dapat terwujud.

“Kekuatan pemerintah, kekuatan perundang-undangan tentu saja menjadi harapan kita,” tegas wakil ketua DPR RI ini.

Baca juga: Ansor Batuputih Soroti Persoalan Agraria

Selain itu, kata Cak Imin, penguatan sumber daya manusia dan beragam strategi, seperti menahan impor, harus menjadi satu langkah perjuangan yang utuh tak terpisah dalam menyelesaikan reforma agraria.

“Kita beruntung punya banyak pejuang agraria yang berani, seperti Pak Buwas ini. Sebab menahan impor itu bukan perkara mudah,” tegasnya.

Ia menilai masalah agraria di Indonesia bukan berkaitan dengan iklim, tenaga kerja dan petani, serta sumberdaya pertaniannya. “Tapi yang menjadi masalah adalah tanahnya,” tegasnya. (us/onk)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network